Rektor Universitas Pertamina Prof Akhmaloka mengatakan proporsi terbanyak bonus demografi hendaknya lulusan dari pendidikan vokasi.Akan tetapi, tidak berarti kita meniadakan SDM unggul dari kalangan akademisi dan peneliti,
"Indonesia sedang menyongsong bonus demografi. Beberapa lembaga survei asing memprediksi Indonesia akan sejajar dengan Cina dan Amerika Serikat sebagai negara dengan ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2045," ujar Akhmaloka dalam Dies Natalis Universitas Pertamina di Jakarta, Selasa.
Dia menambahkan bonus demografi harus dipersiapkan dan dikembangkan mulai sekarang.
Akhmaloka menjelaskan bonus demografi semestinya proporsi terbanyaknya diisi oleh lulusan program studi vokasi yang memiliki kualifikasi untuk bekerja dan berkontribusi di tengah masyarakat.
Baca juga: Menteri PPN/Bappenas minta kampus tidak cetak pengangguran terdidik
"Akan tetapi, tidak berarti kita meniadakan SDM unggul dari kalangan akademisi dan peneliti. Memang diperlukan kalangan pekerja terampil yang pada tahun 2030 diprediksi akan menjadi jumlah mayoritas penduduk Indonesia, namun tentu harus ada pula kalangan yang memiliki kemampuan akademik untuk melakukan penelitian dan inovasi teknologi baru," terang Akhmaloka.
Mantan Rektor Institut Teknologi Bandung itu melanjutkan revitalisasi pendidikan vokasi perlu menjadi arus utama pendidikan tinggi. SDM unggul yang memiliki keterampilan siap kerja dihasilkan melalui pendidikan vokasi.
"Kami mengapresiasi arah kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), yang kini memiliki dua Direktorat Jenderal (Ditjen) yang fokus di pendidikan tinggi, yaitu Ditjen Dikti dan Ditjen Vokasi. Ditjen Vokasi akan fokus menangani program studi dalam bidang vokasi (kejuruan), baik SMK maupun perguruan tinggi," tambahnya.
Baca juga: Fokus SDM, akademisi nilai Jokowi paham aspek manusia dalam negara
Dalam hal penyiapan SDM, Universitas Pertamina turut serta dalam menyiapkan generasi unggul.
Pada tahun 2045, lebih dari 60 persen penduduk Indonesia akan tergolong usia muda. Dalam tataran teknis, Universitas Pertamina berkolaborasi dan bersinergi dengan pemerintah dan industri agar perencanaan program, desain kurikulum, dan standar pendidikan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
"Dalam proses studi, kami mendorong mahasiswa untuk berprestasi tidak hanya di bidang akademik, namun juga non akademik. Tercatat, ada 216 prestasi yang diraih mahasiswa Universitas Pertamina sepanjang 2019," terang Akhmaloka.
Baca juga: Universitas Pertamina gunakan nilai UTBK untuk seleksi masuk
Pewarta: Indriani
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2020