• Beranda
  • Berita
  • BPS: Perlambatan industri pengolahan pengaruhi pertumbuhan ekonomi

BPS: Perlambatan industri pengolahan pengaruhi pertumbuhan ekonomi

5 Februari 2020 16:38 WIB
BPS: Perlambatan industri pengolahan pengaruhi pertumbuhan ekonomi
Kepala BPS Suhariyanto saat Sosialisasi Pemutakhiran Diagram Timbang IHK dan NTP di Kantor BPS Jakarta. ANTARA/Mentari Dwi Gayati/am.

Impor bahan baku turun agak dalam, jadi pasti berpengaruh. Bahan baku impor belum bisa disubtitusi dalam negeri, jadi butuh hilirisasi untuk subtitusi impor

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perlambatan industri pengolahan sepanjang 2019 telah memberikan kontribusi kepada pertumbuhan ekonomi yang sebesar 5,02 persen.

"Industri turun lebih dalam, kalau kita lihat dari year on year maupun cumulatif to cumulatif," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu.

Suhariyanto menjelaskan industri pengolahan pada 2019 masing-masing tercatat tumbuh 3,85 persen di triwulan I, tumbuh 3,54 persen di triwulan II, tumbuh 4,14 persen di triwulan III dan tumbuh 3,66 persen di triwulan IV.

Secara kumulatif, tambah dia, pertumbuhan industri pada 2019 hanya tercatat 3,8 persen atau turun dibandingkan periode sama 2018 sebesar 4,27 persen.

Menurut Suhariyanto, perlambatan industri pengolahan itu antara lain terpengaruh oleh turunnya impor bahan baku, terutama barang modal jenis mesin.

"Impor bahan baku turun agak dalam, jadi pasti berpengaruh. Bahan baku impor belum bisa disubtitusi dalam negeri, jadi butuh hilirisasi untuk subtitusi impor," katanya.

Khusus pada triwulan IV-2019, BPS mencatat dua industri besar yang mengalami kontraksi yaitu alat angkutan serta barang logam, komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik.

Dalam periode ini, industri alat angkutan tercatat tumbuh negatif 2,25 persen, sedangkan industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik terkontraksi 2,13 persen.

Meski demikian, terdapat industri manufaktur yang tercatat tumbuh positif yaitu industri makanan dan minuman, industri kimia, farmasi dan obat tradisional serta industri tekstil dan pakaian jadi.

Industri makanan dan minuman tercatat tumbuh 7,95 persen, industri kimia, farmasi dan obat tradisional tumbuh 12,73 persen serta industri tekstil dan pakaian jadi tumbuh 7,17 persen.

Peran industri pengolahan sangat besar kepada perekonomian karena merupakan penyumbang terbesar struktur Produk Domestik Bruto (PDB) yaitu mencapai 19,7 persen pada 2019.

Selain industri, struktur PDB juga disumbangkan oleh sektor perdagangan (13,01 persen), pertanian (12,72 persen), konstruksi (10,75 persen), pertambangan (7,26 persen) serta transportasi dan pergudangan (5,57 persen).

Baca juga: Menperin sebut industri pengolahan jadi andalan ekspor nasional

Baca juga: November 2019, ekspor industri pengolahan capai 10,58 miliar dolar AS

Baca juga: Legislator harapkan ada upaya penguatan industri pengolahan

Baca juga: BPS minta pemerintah perhatikan industri pengolahan

 

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020