Belum hilang rasa pegal di badan, situasi sangat tidak nyaman pada 1 Januari 2020 itu kini dikhawatirkan hadir kembali oleh warga di sepanjang Kali Bekasi, Jawa Barat.PGP merupakan perumahan dengan 1.500 rumah yang paling parah dilanda banjir pada 1 Januari lalu yang mencapai lima meter
Pekerjaan berat membersihkan lumpur yang memenuhi lantai dan seluruh pekarangan baru saja selesai. Rasa pegalnya masih terasa.
"Beres-beres" membersihkan dan memilah perabot rumah yang masih bisa digunakan belum sepenuhnya tuntas. Namun kekhawatiran munculnya pekerjaan berat itu kini menghantui warga bantaran kali.
Hujan dengan intensitas ringan, sedang hingga lebat seperti bergantian melanda kawasan itu dalam beberapa hari terakhir. Bahkan sejak Jumat (7/2) malam, gerimis melanda yang dilanjutkan hujan lebat pada Sabtu dinihari.
Warga sepanjang bantaran kali itu pantas khawatir jika hujan turun karena lokasi yang sering dilanda banjir. Hujan merupakan pemicu deras dan tingginya volume air di kali.
Bukan hanya sekali mereka merasakan banjir akibat luapan air kali. Tetapi sudah sering dan banjir 1 Januari lalu adalah yang terparah sejak perumahan ada sejak lebih 30 tahun lalu. Kini bayang-bayang banjir kembali menggelisahkan warga setempat. Padahal lumpur yang memenuhi rumah dan pekarangan baru saja selesai dibersihkan.
Di beberapa lokasi perumahan, lumpur sisa banjir pada enam minggu lalu belum selesai dibersihkan. Lumpur-lumpur itu menyebabkan becek saat hujan dan debu saat hari cerah dengan sinar mataharinya menyengat.
Apa jadinya kalau banjir lagi? Lantas apa yang dilakukan pemerintah dalam mengantisipasi munculnya lagi musibah banjir?
Waspada
Banjir di perumahan di dekat bantaran sungai merupakan peristiwa berulang yang sampai sekarang belum ada ujungnya kapan akan bisa dituntaskan. Yang jelas upaya tampak terus dilakukan jajaran pemerintah bersama warga.
Banjir di sini bukan hanya lokasinya yang rutin, tetapi juga cakupannya yang luas. Karena di sepanjang bantaran itu dibangun perumahan, mencakup warga keluarga.
Kalau di urut, cakupan wilayahnya mencakup dua pemerintah daerah, yakni Kota Bekasi dan Kabupaten Bogor. Lokasinya memanjang dari belakang Kota Wisata tepatnya Perumahan Bumi Mutiara dan Vila Nusa Indah hingga Teluk Pucung.
Mengingat lokasinya yang berada di dekat sungai, maka situasinya adalah rawan banjir. Banjir berpotensi terjadi sewaktu-waktu, baik karena curah hujan maupun luapan air dari sungai hingga banjir kiriman.
Penanganan banjir pun menjadi agenda tugas rutin pihak-pihak terkait. Terlebih saat ini ketika hujan terus melanda dan debit air di sungai naik.
Dari jembatan Kali Bekasi yang menghubungkan Jatiasih dengan Cipendawa, air kali naik walaupun belum menyentuh badan jembatan. Tetapi terlihat jelas bahwa alirannya jauh lebih deras dibanding situasi normal.
Airnya terlihat keruh. Kadang-kadang beragam sampah terutama plastik ikut terbawa arus.
Debit airnya bisa naik, bisa juga turun, tergantung curah hujan di wilayah Jatiasih dan di hulunya. Hulu sungai ini ada di Kabupaten Bogor.
Untuk mengantisipasi banjir, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi, Jawa Barat, telah mengimbau kepada warga yang menghuni 13 perumahan di sepanjang bantaran Kali Bekasi untuk mewaspadai banjir susulan, Sabtu pagi.
Kenaikan Tinggi Muka Air (TMA) Kali Bekasi disebabkan air kiriman dari Bogor karena hujan lebat sejak semalam, ujar Kepala BPBD Kota Bekasi Muhammad Jufri.
Baca juga: Pengungsi korban banjir Pegangsaan Dua capai 122 warga
Baca juga: Semua kecamatan di Jakarta Utara terdampak banjir
Baca juga: Banjir Ranah Batahan Pasaman Barat berangsur surut Siaga I
Data yang dihimpun melalui laporan
Pembina Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas (KP2C), TMA Kali Bekasi sudah mencapai 460 sentimeter dari situasi normal 300 sentimeter pada pukul 10.15 WIB.
Kondisi itu masuk dalam status Siaga 1 Banjir karena kondisi permukaan air sungai yang sudah setara dengan badan jalan. Dalam situasi seperti itu, tak ada pilihan lain bagi warga, kecuali bersiap-siap.
Karena itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bekasi segera mengeluarkan peringatan dini bagi warga di 13 perumahan di sepanjang bantaran Kali Bekasi untuk bersiaga menghadapi banjir susulan.
"Waspada untuk aliran Sungai Cileungsi empat sampai delapan jam ke depan air akan sampai di Kali Bekasi," katanya.
Sejumlah perumahan penduduk yang diimbau waspada, yakni Pangkalan 1A, Pondok Gede Permai, Perum Kemang IFI, Perum PPA, Perum Pondok Mitra Lestari, Perum Depnaker dan Perum Kemang Pratama.
Selanjutnya Perum Delta, Bendung Prisdo, Perumahan Kartini, Kampung Patal, Kampung Lengkak, dan Teluk Pucung di ujung paling utara aliran sungai.
Sementara itu, pantauan di Perumahan Pondok Gede Permai (PGP), Jatiasih, Kota Bekasi, air sungai mulai menggenangi badan jalan setinggi 30-40 sentimeter. PGP merupakan perumahan dengan 1.500 rumah yang paling parah dilanda banjir pada 1 Januari lalu yang mencapai lima meter.
"Air mulai masuk ke PGP sekitar jam 08.00 WIB, saat ini situasi air sungai masih cukup tinggi," kata warga setempat, Sugiyono.
Jajaran pemerintah beserta pihak terkait terus mengantisipasi banjir dengan berbagai langkah. Antara lain menyampaikan informasi
perkembangan ketinggian air sungai dan hal-hal lain yang terkait dengan penanganan banjir.
Tak berlebihan kiranya semua harapan disandarkan kepada pihak terkait untuk kesuksesan dalam mencegah banjir kembali datang.
Tak berlebihan pula kiranya doa dipanjatkan agar air di sungai tidak meluap dan menggenangi permukiman, tetapi benar-benar mengalir sampai jauh....
Pewarta: Sri Muryono/Andi Firdaus
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020