"Jangan sampai pers tergelincir di persaingan ruang siber ini, jadi kawan-kawan jurnalis harus memahami fenomena ke depan," kata M Nuh di Banjarbaru, Kalsel, Sabtu.
Hal itu disampaikannya ketika ditemui ANTARA usai peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2020 yang dihadiri Presiden Joko Widodo di halaman kantor Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan di Kota Banjarbaru.
Menurut dia, tugas Dewan Pers sekarang bagaimana menghubungkan antara physical space dan cyber space. Jika itu bisa dilakukan, maka pers tetap ada dan bisnisnya bisa tumbuh.
Baca juga: Kadiv Humas Polri: Pers dan polisi bagai ikan dan air
Baca juga: HIPMI kerahkan pengusaha bangun Kalsel jadi gerbang Ibu Kota Negara
Baca juga: Presiden Jokowi dukung regulasi lindungi dunia pers nasional
"Kita harus kawal migrasi dari physical space ke cyber space ini. Jangan sampai media-media resmi berguguran dan pada akhirnya terus bermunculan media tak jelas legalitasnya sebagai perusahaan pers," katanya.
Karena dikhawatirkan M Nuh, berita di dunia siber cenderung tak bisa terkontrol dan begitu dahsyat membanjiri masyarakat dengan informasi mulai yang benar hingga tak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Sementara dalam sambutannya pada Deklarasi Kemerdekaan Pers Indonesia di arena peringatan HPN bersama Presiden Jokowi, mantan Menteri Pendidikan Nasional itu mengapresiasi kehadiran Presiden di tengah segudang kesibukannya.
"Presiden mencintai dan memahami betul perjuangan dan peran pers terhadap bangsa kita. Maka dari itu dalam setiap peringatan HPN, pesan dan arahan presiden untuk kemajuan pers selalu dinanti seluruh wartawan," ucapnya.*
Baca juga: Jokowi kapok jika tak hadir di acara HPN
Baca juga: Presiden buka HPN 2020 di Kalsel
Baca juga: Ketua PWI: HPN 2020 di Kalsel yang terhijau
Pewarta: Firman
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020