Fadli mengemukakan hal itu ketika menjadi pembicara "The 3rd Conference of the League of Parliamentarians for Al-Quds" di Selangor, Malaysia, Sabtu, yang turut dihadiri Perdana Menteri Malaysia Dr. Mahathir Mohamad dan Liga Parlemen untuk Al-Quds Hamid ibn Abdellah al-Ahmar.
"Merupakan suatu kehormatan berada di sini di antara sejumlah tokoh politik terkenal untuk menegaskan kembali komitmen penuh kami untuk mendukung perjuangan Palestina melawan lebih dari 7 dekade pendudukan tidak manusiawi Israel," katanya.
Baca juga: Fadli Zon: Indonesia harus siapkan rencana amankan WNI di Iran
Baca juga: Rancangan resolusi PBB kecam pencaplokan Israel dalam usulan Trump
Politikus Partai Gerindra tersebut mengatakan bahwa semua harus menyadari bahwa sejak lebih dari 7 dekade sebagian besar pembangunan Palestina tidak mendukung rakyat Palestina.
"Dunia telah terkejut karena pengumuman unilateral baru-baru ini tentang rencana perdamaian yang disebut kesepakatan abad ini (the deal of century) yang diusulkan oleh administrasi Trump," katanya.
Fadli melihatnya sebagai bukan rencana perdamaian, melainkan pencurian.
"Saya sendiri menyebutnya sebagai sembrono dan ilegal. Saya selanjutnya menganggap rencana tersebut membenarkan pendudukan Israel dan merusak masa depan pendirian negara Palestina," katanya.
Proposal itu juga menegaskan kembali keberpihakan Trump yang terus-menerus terhadap Israel yang telah secara terang-terangan melanggar hukum dan norma internasional, terutama Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 2334 yang mendesak Israel untuk menghentikan semua pembangunan permukiman di tanah Palestina yang diduduki.
"Rencana Trump itu harus ditolak karena kritik saja tidak cukup. Sebagai negara dengan konstitusi yang tidak menerima dan bahkan menentang segala bentuk kolonialisme, Indonesia berkewajiban untuk menentang rencana tersebut," katanya.
Fadli menilai sangat tepat waktu untuk mendesak negara-negara muslim dan dunia untuk melakukan tekanan politik, ekonomi, serta sosial dan budaya terhadap Israel agar mematuhi hukum dan norma internasional.
Baca juga: Xi Jinping yakinkan Trump bahwa China akan kalahkan virus corona
"Saya mengingatkan bahwa rencana Trump merusak upaya masa depan untuk pembentukan negara Palestina yang berdaulat dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya, berdasarkan garis pra-1967," katanya.
Menurut dia, mengakui "'kesepakatan abad ini"' adalah sebuah kesalahan.
"Rencana itu melanggar 'garis merah' hak-hak dasar rakyat Palestina, terutama hak mereka yang sah untuk tinggal di Tepi Barat yang direbut oleh Israel, dan hak mereka atas Yerusalem sebagai ibu kota abadi negara Palestina," katanya.
Konferensi tersebut dihadiri 500 anggota parlemen dari 70 negara dan para dan para aktivis kemanusiaan.
Parlemen dari Indonesia diwakili oleh Fadli Zon dari Fraksi Gerindra dan Syahrul Adli Maat dari Fraksi PKS.
Pewarta: Agus Setiawan
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020