"Ancaman keamanan di era sekarang semakin kompleks seperti kemajuan teknologi, perang siber, separatisme, terorisme, dan lainnya," kata Mayjen TNI Teguh Arif Indratmoko di Banda Aceh, Selasa.
Baca juga: Hati-hati di internet, Kominfo punya regulasi jerat perundung siber
Baca juga: Serangan siber kini pakai "bot", bukan lagi peretas
Baca juga: Ukraina minta bantuan FBI untuk selidiki dugaan peretasan oleh Rusia
Pernyataan tersebut disampaikan Mayjen TNI Teguh Arif Indratmoko saat memberikan kuliah umum kepada ratusan mahasiwa Universitas Syiah Kuala di kampus Darussalam, Banda Aceh.
Jenderal TNI bintang dua tersebut mengatakan dulu Indonesia dijajah Belanda dengan cara ada domba. Di era sekarang, ancaman kedaulatan semakin kompleks dengan hadirnya teknologi.
Menurut Pangdam IM, kemajuan teknologi berupa telepon pintar dapat dengan mudah memecah belah persatuan dan kesatuan jika tidak disaring dengan baik.
"Berita-berita hoaks dengan mudah dan cepat tersebar melalui telepon pintar. Karena itu, kami ingat generasi muda Aceh tidak gampang terprovokasi berita bohong atau hoaks," kata Mayjen TNI Teguh Arif Indratmoko.
Oleh karena itu, Pangdam IM mengajak generasi muda Aceh menjadi pelopor bagi masyarakat memerangi hoaks serta bijaksana dalam menggunakan media sosial, sehingga mampu meningkatkan ketahanan dan bela negara menjaga keutuhan NKRI.
"Bela negara sekarang tidak lagi dengan angkat senjata, tetapi dengan prestasi. Sebab serangan musuh paling kompleks sekarang bukanlah penjajahan, tetapi kemajuan teknologi," kata Mayjen TNI Teguh Arif Indratmoko.
Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2020