Pemerintah sedang menyiapkan sejumlah langkah antisipasi untuk menjaga kinerja ekspor dan impor nasional di tengah penyebaran virus corona.Ekspor kita ke China share-nya 16,8 persen, dari sisi nilainya 28 miliar dolar AS, utamanya produk tambang dan CPO, itu bisa berdampak pada neraca dagang kita
"Ekspor kita ke China share-nya 16,8 persen, dari sisi nilainya 28 miliar dolar AS, utamanya produk tambang dan CPO, itu bisa berdampak pada neraca dagang kita," ujar Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso di Jakarta, Rabu.
Saat ini, lanjut dia, pemerintah masih melakukan inventarisasi untuk menyasar pasar-pasar ke negara selain China untuk produk ekspor utama Indonesia.
Baca juga: Wabah corona di China pengaruhi kinerja ekspor dan sawit Riau
Ia menambahkan salah satu yang menjadi perhatian pemerintah adalah bisa memanfaatkan pasar ekspor China ke sejumlah negara.
"Misalkan China menghentikan ekspornya ke negara lain, bisa tidak itu digantikan oleh kita. Selama ini, ekspor terbesarnya adalah barang-barang elektronik, mungkin industri kita belum bisa menggantikannya. Tetapi ada potensi lain yang bisa kita ambil seperti fesyen," kata Susiwijono.
Sementara sisi impor dari China, lanjut dia, mayoritasnya merupakan barang modal dan bahan baku untuk industri manufaktur nasional. Meski belum terdampak, pemerintah juga sedang menyiapkan sejumlah langkah antisipasi agar aktivitas industri manufaktur di dalam negeri tetap berjalan.
Baca juga: Kinerja ekspor AHM naik, didominasi Vario dan BeAT
"Sementara ini masih jalan impor dari China belum ada kendala tetapi kita antisipasi bila ada perubahan. Bagaimana pemerintah menjaga pasokan dari China yang jumlahnya cukup besar. Misalnya dari negara lain atau mengoptimalkan dari dalam negeri," katanya.
Terkait sektor pariwisata yang diperkirakan juga terdampak virus corona, Susiwijono mengatakan pemerintah sedang menyiapkan strategi untuk mendorong wisatawan domestik melalui pemberian insentif harga tiket pesawat.
"Pemerintah akan mendorong konferensi-konferensi dan MICE (meeting, incentive, convention and exhibition) di sejumlah destinasi wisata. Kontribusi wisatawan MICE lebih besar dibandingkan wisatawan liburan," katanya.
Baca juga: Peneliti: ekspor 500.000 ton beras positif bagi usaha penggilingan
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020