Kepala Sub Bidang Sampah Spesifik dan Daur Ulang Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Ari Sugastri di Labuan Bajo, Kamis (13/2) mengatakan bahwa penunjukan sebagai lokasi HPSN itu karena daerah tersebut sudah ditetapkan menjadi daerah tujuan wisata premium.
"Rencananya nanti akan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo bersama dengan sejumlah Menteri pada puncak HPSN pada 21 Februari mendatang," katanya disela - sela diskusi pengelolaan sampah di Labuan Bajo.
Penunjukan Labuan Bajo sebagai lokasi HPSN ini juga bagian dari persiapan Kabupaten Manggarai Barat yang telah ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo menjadi lokasi kegiatan KTT G-20.
Ia menambahkan peringatan HPSN 2020 itu juga nantinya dilangsungkan sekaligus untuk mengenang peristiwa longsor yang terjadi pada 21 Februari 2005, di tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Leuwigajah, Jawa Barat.
"Nanti akan ada peringatan juga, berkaitan dengan peristiwa longsor di Jawa Barat pada tahun 2005," ujar dia.
Ia mengatakan bahwa berbagai rangkaian kegiatan sudah dilakukan . Namun kata dia rangkaian kegiatan seputar Diskusi Penyusunan Kebijakan Strategi Daerah (Jakstrada) Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, sebetulnya sudah banyak dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
"Hari ini kami menggelar diskusi sekaligus edukasi kepada masyarakat. Kami juga mengundang seluruh Organisasi Perangkat Daerah ( OPD) yang ada di Kabupaten Manggarai Barat terkait penyusunan kebijakan Strategi Daerah (Jakstrada) pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga," ujar Ari Sugastri.
Ari Sugastri mendorong kerja sama antara pemerintah dan masyarakat dalam peningkatan kinerja dibidang penanganan sampah. Hal yang perlu dilakukan menurut Ari yakni memilah sampah di setiap RT, Pasar, Kantor dan lingkungan masing-masing.
Penanganan sampah dengan mengolahnya mulai dari rumah sendiri, menjadi cara efektif mengatasi persoalan sampah yang selalu ada seiring pertumbuhan jumlah manusia. Peran serta masyarakat merupakan kunci keberhasilan pengelolaan sampah.
Pengelolaan sampah melalui perubahan perilaku menjadi penting, masyarakat perlu mengambil tanggungjawab menjaga kebersihan mulai dari diri sendiri, dari rumah sendiri, dan mulai saat ini.
Menurut Ari Sugastri, upaya pengurangan volume sampah terus dilakukan dengan gerakan mengolah sampah mandiri 3 R, reduce, reuse, dan recycle.
Menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama atau fungsi yang lain (REUSE). Mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan sampah (REDUCE).
Pihaknya juga meminta agar bila ke Pasar atau ke tempat belanja,bawalah keranjang untuk mengurangi pemakaian kantong plastik, serta mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat (RECYCLE). Jadikan sampah sebagai kawan yang bisa mendatangkan keuntungan, ujar Ari.
Ia menjelaskan prinsip 3 R dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja, yang dibutuhkan adalah waktu dan kepedulian kita terhadap lingkungan,tindakan dan perilaku kita ,bagaimana mengubah perilaku dan cara kita mengatasi masalah sampah ini. ***3***
Baca juga: Peringatan hari peduli sampah diwarnai penandatanganan petisi
Baca juga: Sampah seberat setengah ton di Gunung Salak dibersihkan
Baca juga: Balai Besar TNBTS gelar gerakan bersih sampah di Gunung Bromo
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2020