Korea Utara telah melipatgandakan upaya pencegahan wabah COVID-19 walaupun negara itu belum secara terbuka memastikan ada kasus virus corona jenis baru tersebut.Penyebaran wabah itu merupakan masalah serius dengan kemungkinan bencana internasional
Korut memperpanjang masa karantina dan mengirimkan para petugas Palang Merah ke seluruh negeri, menurut laporan media negara.
Pada Rabu (12/2), media Korea utara mengumumkan bahwa masa karantina sudah diperpanjang menjadi 30 hari. Selain itu, semua lembaga pemerintah dan warga negara asing yang tinggal di Korea Utara diharapkan mematuhi aturan itu "tanpa syarat."
"Penyebaran wabah itu merupakan masalah serius dengan kemungkinan bencana internasional," bunyi laporan kantor berita KCNA.
Korea Utara, yang sudah menjadi negara paling tertutup di dunia, telah menghentikan layanan penerbangan dan kereta api dengan negara-negara tetangganya.
Korut juga menerapkan kewajiban karantina selama beberapa minggu bagi warga negara asing yang baru tiba di negara itu, menghentikan pariwisata internasional serta menerapkan pembatasan, yang hampir seperti blokade, terhadap perjalanan lintas perbatasan.
Beberapa media Korea Selatan sudah melaporkan beberapa kasus dan kemungkinan kematian di Korea Utara akibat virus COVID-19 itu. Namun, para pejabat Organisasi Kesehatan Dunia yang berkantor di Pyongyang mengatakan kepada Voice of America bahwa mereka belum diberi tahu ada kepastian kasus.
Media negara melaporkan bahwa Masyarakat Palang Merah Korea Utara sudah dikerahkan ke "daerah-daerah yang relevan" di seluruh negeri untuk melaksanakan gerakan mendidik masyarakat serta untuk memantau orang-orang yang kemungkinan menunjukkan kemungkinan gejala.
Sumber: Reuters
Baca juga: Menkes: WNI dari Wuhan bisa tinggalkan Natuna pada Sabtu
Baca juga: WNI yang dipulangkan ditegaskan IDI harus dipastikan sehat
Pewarta: Tia Mutiasari
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020