• Beranda
  • Berita
  • Konstruksi MRT Fase II Bundaran HI-Harmoni diteken Senin

Konstruksi MRT Fase II Bundaran HI-Harmoni diteken Senin

13 Februari 2020 16:15 WIB
Konstruksi MRT Fase II Bundaran HI-Harmoni diteken Senin
Dirut MRT Jakarta William Sabandar menjawab pertanyaan saat wawancara khusus dengan ANTARA di Jakarta, Kamis (13/2/2020). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/pras.

Sudah diumumkan pemenang lelang, yaitu perusahaan patungan Indonesia dan Jepang, Shimitsu dan Adhi Karya

Konstruksi proyek MRT Jakarta Fase II paket pertama dari Bundaran HI hingga Harmoni (CP201) akan diteken Senin (17/2) mendatang, antara PT MRT Jakarta dengan pemenang lelang yakni konsorsium perusahaan patungan Shimitsu Kobayashi dan PT Adhi Karya (Persero).

"Sudah diumumkan pemenang lelang, yaitu perusahaan patungan Indonesia dan Jepang, Shimitsu dan Adhi Karya, sebelum memulai pekerjaan mereka akan tanda tangan kontrak itu yang akan dilaksanakan hari Senin di Stasiun Bundaran HI," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William Sabandar saat kunjungan ke Kantor Berita Antara, Jakarta, Kamis.

William menyebutkan nilai kontrak untuk paket pertama tersebut, yakni Rp4 triliun untuk kebutuhan konstruksi dari Bundaran HI hingga Harmoni.

Baca juga: Cegah banjir, MRT Jakarta terapkan rencana antisipatif di fase II

Ia mengatakan proses tender secara terbuka dan prosesnya cukup panjang selama satu tahun untuk menentukan pemenang dan berbeda dari pemenang lelang konstruksi Fase I Bundaran HI-Lebak Bulus.

"Ini adalah pemenang lelang, dari secara teknis dan harga paling menguntungkan pemilik proyek," ujarnya.

William mengatakan konstruksi paket pertama CP 201 ini akan dimulai pada Maret 2020.

Baca juga: MRT ke Tangsel, Dirut: Kita masih fokus Fase II

Secara keseluruhan, terdapat 10 stasiun di lintasan MRT Fase II, mulai dari Stasiun Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, Mangga Dua, dan Ancol yang juga akan dibangun depo.

Ia menuturkan pembangunan proyek MRT Fase II ini memakan biaya dua kali lipat dari Fase I, yakni Rp22,5 triliun karena seluruhnya akan dibangun di bawah tanah (underground).

Selain itu juga akan dibangun melintasi situs bersejarah (heritage) dan akan menembus di bawah sungai mencapai 30 meter dari permukaan tanah.

"Kesiapannya memakan waktu karena proses desain tidak mudah, banyak jalur penting ada Monas dan Istana Kepresidenan, masuk ke Ciliwung, secara konstruksi ini menantang bangunan seluruhnya di bawah tanah, bahkan di bawah sungai," katanya.

Baca juga: Jepang tertarik berkolaborasi dalam pembangunan fase II MRT Jakarta

Sekaligus juga akan dibangun kawasan berorientasi transit (TOD) berbarengan dengan pembangunan konstruksi MRT Fase II.

Baca juga: Pembangunan Fase II MRT Jakarta hingga Kota berjalan sesuai jadwal

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020