Warga Tanimbar dikarantina 14 hari

13 Februari 2020 17:22 WIB
Warga Tanimbar dikarantina 14 hari
Ilustrasi - Petugas medis membawa pasien menuju ruang IGD saat pelaksanaan simulasi penanganan pasien terjangkit virus corona di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, Rabu (12/2/2020). (ANTARA/Ayu Khania Pranisitha)
Seorang warga Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT), Maluku, dikarantina selama 14 hari di RSUD Magrety Saumlaki karena dalam kondisi sakit setelah melakukan perjalanan ke Malaysia.

"Sebenarnya warga yang diketahui bernama Benedictus Ngilawayan (19) itu ketika datang ke Saumlaki masih dalam kondisi sehat. Hanya saja yang bersangkutan baru tiba dari luar negeri, jadi harus dilakukan pemeriksaan dan menjalani karantina," kata Kepala Dinas Kesehatan KKT, Edwin Tomasoa yang dihubungi dari Ambon, Kamis.

Benediktus baru kembali dari luar negeri dan masuk Jakarta melalui Malaysia kemudian meneruskan perjalanannya ke Ambon, Ivu Kota, Provinsi Maluku.

Menurut Kadinkes, Benediktus selanjutnya pulang ke kampung halamannya di Desa Sifnana, Kecamatan Tanimbar Selatan pada hari Jumat (7/2) dalam kondisi masih sehat.

Baca juga: Tim KKP Makassar akan uji spesimen seorang warga Tanimbar

Baca juga: Satu warga di Tanimbar diduga terjangkit virus corona


Namun, setelah mendapat informasi dia sakit, maka sesuai aturan, tim medis dari RSUD Magrety dan puskesmas setempat menjalankan tugasnya mengambil sejumlah langkah antara lain melakukan pemeriksaan medis dengan cara mengambil lendir pasien.

Saat ini pasien sementara waktu dikarantina selama 14 hari dan tim medis akan mengirimkan hasil pemeriksaan tersebut ke Surabaya (Jatim)

"Apabila sebelum 14 hari hasil spesimen atau sampelnya dinyatakan negatif maka yang bersangkutan dikeluarkan dari ruang karantina," ujarnya.

Pemeriksaan dilakukan oleh dr. Novita Tilukay dan jika ada indikasi sakit, maka yang bersangkutan akan diberi obat.

Edwin menambahkan wilayah KKT sejak Januari hingga awal Februari 2020 dilanda wabah muntaber atau diare yang menyebabkan sedikitnya sepuluh orang meninggal dunia.*

Pewarta: Daniel Leonard
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020