Setiap makanan yang disajikan terdiri dari porsi besar yang bisa dibagi untuk beberapa orang. Dengan demikian, setiap orang bisa mencoba banyak menu sekaligus tanpa merasa terlalu kekenyangan.
"Kami ingin memperkenalkan budaya di Spanyol di mana kita menaruh banyak makanan di tengah meja, lalu kita bisa saling berbagi," kata Marc Mallolas, Managing Partner Mare Nostrum Jakarta.
Budaya itu serupa seperti di keluarga Indonesia yang biasanya menyajikan nasi dan aneka lauk pauk dalam porsi besar untuk disantap bersama-sama.
Mare Nostrum punya arti "Laut Kita" dalam bahasa Latin karena menu-menunya terinspirasi dari Laut Mediterania.
Tema itu juga diaplikasikan dalam interior restoran yang terbagi menjadi dua, tempat makan yang dihiasi warna pastel, juga lounge nyaman yang warnanya lebih mencolok dan mengingatkan pada laut yang biru.
Otentik
Marc menuturkan semua makanan yang disajikan di Mare Nostrum punya cita rasa otentik meski sebagian dibuat dari bahan-bahan lokal.
"Jika ada orang Spanyol di sini, kami harap mereka bisa merasakan makanannya betul-betul seperti makanan di rumah mereka. Jika bukan orang Spanyol, misalnya Indonesia, kami harap mereka bisa berpikir 'wah, lezat juga rasanya'."
ANTARA mencicipi enam jenis makanan, mulai dari makanan pembuka, menu utama dan makanan penutup.
Pertama, "kerupuk nasi" ala Mare Nostrum yang sangat tipis tapi tetap renyah dengan taburan parutan keju parmesan, bubuk tomat dan saus pesto.
Kerupuk ini disajikan di atas garam laut yang berfungsi sebagai hiasan, tapi bisa juga jadi penambah rasa bila rasanya kurang "menonjok" di lidah.
Selanjutnya, vitello tonnato yang terdiri dari irisan daging sapi tenderloin yang diselimuti mayones tuna dengan taburan pistachio dan irisan tipis cabai. Rasa tuna dan daging sapi berpadu harmonis. Tekstur yang lembut lebih lengkap saat dimakan dengan potongan roti ciabatta yang renyah.
Kemudian, datanglah sepiring hidangan dengan bentuk mirip perkedel dan mangkuk kecil berisi serupa busa. Rupanya itu adalah salmon fritter "bunuelos" dengan citric air.
Salmon fritter dibuat dari kentang tumbuk dan salmon yang dibentuk bulat-bulat kecil dan digoreng. Dominasi rasa salmon bisa dinetralkan dengan menaruh busa lemon di atasnya untuk menambah cita rasa asam dan segar.
Menu selanjutnya sudah tak asing lagi untuk lidah Indonesia, omelet. Bedanya, omelet di restoran ini ditambah dengan tumis udang dan jamur serta potongan daun bawang dan kucai. Rasa familier omelet jadi lebih mewah berkat topping udang segar.
Untuk menu utama, yang disajikan adalah sepinggan seafood fideua, mirip seperti paella tapi bahannya terdiri dari pasta yang bentuknya seperti spageti tipis. Udang, brokoli dan pipilan jagung menjadi topping fideua yang bercita rasa asin ini.
Sebagai penutup, Mare Nostrum punya bola-bola cokelat yang rasa pahitnya dominan, cocok dipadukan dengan sorbet buah asam yang jadi pendampingnya. Kalau Anda lebih menyukai rasa asin, ada cheese cake berbentuk krim dengan taburan remah-remah manis serta buah segar.
Restoran ini buka pukul 11.00 - 15.00 untuk makan siang dan 18.00-00.00 WIB untuk makan malam. Ada tiga koki terkenal yang mengembangkan menu gastronomi di restoran berkapasitas sekitar 220 orang ini. Mereka adalah Chef Oriol Castro, Eduard Xatruch dan Mateu Casañas, pemilik restoran Compartir Cadaques dan Disfrutar Barcelona yang masuk 10 terbaik dalam daftar 50 Restoran Terbaik Dunia.
Mereka adalah koki terkenal dunia yang sudah menerima banyak penghargaan, termasuk 2 Michelin-Stars.
Mare Nostrum jadi restoran pertama di luar Spanyol di mana mereka menjadi direktur gastronomi.
Para chef akan datang langsung dari Barcelona ke Jakarta untuk menghadiri Grand Opening pada 29 Februari - 2 Maret 2020.
Baca juga: Makanan Indonesia terobos pasar Spanyol
Baca juga: Cicip satu set makanan Jepang dipadu anggur Spanyol
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020