"Besok sudah mulai kelas daring (online) pukul 07.00 WIB pagi, mungkin di sana (Wuhan) pukul 08.00," ujar putra dari pasangan Cik Nang dan Apriliya, Ahad petang.
Menurutnya, selama enam bulan sebagai mahasiswa jurusan ekonomi di Trading International Center, China Normal Universitas Wuhan, dirinya belum pernah melakukan perkuliahan secara daring. Cara tersebut dilakukan karena kondisi negeri tirai bambu yang kini tengah wabah Covid-19 (Corona Virus Disease 2019).
Meski kurang nyaman dengan metode perkuliahan daring, tapi terpaksa ia lakoni demi menyelesaikan studi.
"Studi daring agak terganggu karena video call saja, tidak ada suasana di kelas, guru berbicara dan tidak tatap muka langsung dengan yang lainnya," kata Yusuf.
Baca juga: Pulang dari Natuna, WNI asal Sulsel dijemput langsung keluarga
Baca juga: Mahasiswi asal Bekasi bersiap lanjut kuliah sepulang dari karantina
Baca juga: BNPB apresiasi media terkait pemberitaan observasi WNI Wuhan
Dia mengaku siap kembali ke China jika terbebas dari Covid-19. "Jika China pulih kembali, saya siap berangkat untuk melanjutkan studi saya," tuturnya.
Yusuf merupakan salah satu WNI yang terisolasi di Wuhan dan akhirnya bisa dibawa pulang ke Indonesia pada 2 Februari 2020 dengan pesawat Boeing dan Hercules, namun harus menjalani karantina terlebih dahulu untuk diobservasi di Natuna selama 14 hari.
Setelah menjalani 14 hari masa observasi, 285 WNI di Natuna akhirnya dipulangkan pada 15 Februari 2020.*
Baca juga: Pemkab Natuna berharap pusat tingkatkan fasilitas kesehatan
Baca juga: Menari hingga cinta lokasi di hanggar observasi WNI dari Wuhan
Baca juga: Lima WNI peserta observasi di Natuna tiba di Yogyakarta
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020