Dia putra Papua yang sudah berkarir selama 20 tahun, dari bawah
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir telah menunjuk direktur baru PT Freeport Indonesia asal Papua, yakni Claus Wamafma.
Penetapan direksi baru itu dilaksanakan di gedung Kementerian BUMN pada 7 Februari 2020 yang lalu.
"Dia putra Papua yang sudah berkarir selama 20 tahun, dari bawah, dan diusulkan pemerintah mewakili Mind ID di Freeport Indonesia," ujar Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga di Jakarta, Senin.
Baca juga: Menteri ESDM ingatkan Freeport utamakan masyarakat Papua
Ia mengemukakan Claus Wamafma yang lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) itu sebelumnya menjabat sebagai Senior Vice President Social Responsibility and Community Development PT Freeport Indonesia.
Ia menambahkan masuknya putra Papua sebagai direktur di perusahaan itu menunjukkan bahwa sumber daya manusia (SDM) Papua juga mampu mengisi jabatan strategis di sebuah perusahaan.
"Pemerintah memang mendorong Freeport Indonesia untuk merekrut orang Papua. Namun penunjukan direksi dilakukan secara profesional, sesuai tugas yang diembannya," katanya.
Baca juga: Berkontribusi PNBP terbesar, Freeport raih anugerah IMA 2019
Arya memaparkan jumlah pegawai PT Freeport Indonesia sebanyak 7.096 orang. Sebanyak 2.890 orang atau 40,7 persen merupakan orang Papua. Kemudian sebesar 57,2 persen merupakan nonPapua, dan sisanya ekspatriat.
Saat ini, jajaran manajemen PT Freeport Indonesia diduduki oleh Richard C Adkerson sebagai Presiden Komisaris, Orias Petrus Moedak sebagai Wakil Presiden Komisaris, dan Adrianto Machribie, A.M. Fachir, Hinsa Siburian, dan Kathleen Lynne Quirk sebagai komisaris.
Sementara jajaran direksi diduduki oleh Clayton Allen Wenas sebagai Presiden Direktur, Jenpino Ngabdi sebagai Wakil Presiden Direktur, dan Achmad Ardianto, Claus Wamafma, Mark Jerome Johnson, dan Robert Charles Schroeder sebagai direktur.
Baca juga: Produksi bijih turun 50 persen, Freeport yakin kembali optimal 2022
Baca juga: Freeport Indonesia perkirakan potensi tambang di Papua bisa melampaui tahun 2041
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020