Direktur Pemasaran Retail PT Pertamina (Persero), Mas’ud Khamid mengatakan 3.000 dari total 5.000 SPBU Pertamina sudah menggunakan sistem digital untuk penakaran BBM yang dikeluarkan melalui nozzle.Dari total 5.000 SPBU lebih yang akan didigitalisasi, saat ini sekitar 3.000 sudah terlaksana
"Dari total 5.000 SPBU lebih yang akan didigitalisasi, saat ini sekitar 3.000 sudah terlaksana. Sisanya akan dikebut hingga 2020 ini," kata Mas'ud dalam informasi tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Tahun 2020, Pertamina terapkan pembayaran nontunai di seluruh SPBU
PT Pertamina (Persero) mempercepat penerapan digitalisasi SPBU. Sistem ini diyakini memberikan manfaat kepada konsumen berupa peningkatan kepastian takaran. Digitalisasi juga diharapkan dapat meningkatkan pengawasan penyaluran BBM.
Saat ini tidak ada operator yang penguasaan pasar sampai 50 persen. Pertamina mampu melayani sampai 80 persen pangsa pasar di Indonesia.
Ke depan, persaingan adalah di pelayanan dan
kemudahan, termasuk digital, ujar Mas'ud. Untuk itu, lanjut Mas'ud, pihaknya terus menggenjot penerapan digitalisasi SPBU.
Baca juga: 5.518 SPBU ditargetkan pakai digitalisasi nozzle Juni 2020
Melalui digitalisasi SPBU, penyaluran BBM dari tiap nozzle atau selang SPBU dapat tercatat secara akurat dan mendekati waktu faktual sehingga konsumen mendapat manfaat peningkatan kepastian takaran.
Pertamina juga dapat meningkatkan pengawasan atas penyaluran BBM. Sistem ini terintegrasi secara nasional hingga dapat dimonitor di pusat.
Jumlah penyaluran serta kondisi stok bisa saya monitor dari ruang kerja. Dan sudah bisa transaksi nontunai menggunakan aplikasi MyPertamina yang didukung LinkAja.
Baca juga: Hiswana Migas: digitalisasi nozzle antispasi lonjakan konsumsi bbm
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020