"Paling tidak praktik yang sudah dilakukan di proyek Adaptasi Perubahan Iklim dan Ketangguhan atau APIK bisa dilanjutkan di berbagai daerah," kata Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Ruandha Agung Sugardiman di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan proyek APIK yang telah dijalankan di Maluku, Sulawesi Tenggara, dan Jawa Timur selanjutnya bisa dilakukan di daerah-daerah yang lain sebagai bagian dari upaya membangun ketangguhan kemampuan beradaptasi dengan perubahan iklim.
Direktur USAID Indonesia Ryan Washburn mengatakan bahwa melalui program APIK, USAID dan Indonesia menggerakkan dana lebih dari 3,7 juta dolar AS untuk meningkatkan ketangguhan dalam menghadapi iklim dan bencana serta membantu lebih dari 40.000 orang di Jawa Timur, Sulawesi Tenggara, dan Maluku beradaptasi dengan perubahan iklim.
"USAID berkomitmen untuk mendukung tujuan Indonesia dalam mencapai kesejahteraan ekonomi yang inklusif dan pembangunan yang berkelanjutan," kata dia.
Pemerintah Indonesia sudah memasukkan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dalam rencana pembangunan nasional dan mengalokasikan dana untuk keperluan itu dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Selain itu pemerintah sudah menyusun Nationally Determined Contributions (NDC) yang menguraikan transisi Indonesia menuju masa depan yang rendah emisi dan berketahanan iklim. Dalam hal ini pemerintah fokus berupaya menurunkan emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan, energi, industri, limbah, dan pertanian.
"Tentunya itu yang akan menjadi fokus pemerintah Indonesia untuk menurunkan emisi 29 persen dengan kemampuan sendiri," kata Ruandha.
Baca juga:
Pemerintah tinjau ulang rencana adaptasi perubahan iklim
Pemerintah naikkan anggaran mitigasi-adaptasi perubahan iklim
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020