• Beranda
  • Berita
  • "Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas" gunakan film analog 16mm

"Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas" gunakan film analog 16mm

18 Februari 2020 16:49 WIB
"Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas" gunakan film analog 16mm
Jumpa pers film "Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas" di Kinosaurus, Jakarta, Selasa (18/2/2020) (ANTARA/Maria Cicilia Galuh)
Sutradara Edwin mengangkat novel karya Eka Kurniawan berjudul "Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas" ke layar lebar, menggunakan film analog 16mm.

Edwin mengatakan penggunaan kamera analog bukan karena ingin bernostalgia dengan kejayaan masa lampau, apalagi filmnya mendatang mengambil latar belakang tahun 1980-an dan 1990-an.

Bagi Edwin, hal itu adalah pembelajaran bagi para kru yang terlibat.

"Medium ini sebenarnya biasa kita pakai di 8-10 tahun yang lalu, semua pakai analog tiba-tiba ke digital dan mematikan mesin ini. Ini medium tempat kita belajar yang harusnya juga jadi pilihan kita. Di sini saya senang sekali dan beruntung karena didukung," ujar Edwin dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Cara Edwin satukan ide "Journey" dengan sutradara Asia

Baca juga: Pujian Yayu Unru untuk sutradara Edwin (video)


Penggunaan kamera analog ini pun menjadi salah satu alasan mengapa film "Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas" baru bisa tayang pada 2021.

"Saat ini di Indonesia tidak ada fasilitas laboratorium film untuk analog, itu makanya persiapan film sangat panjang. Kita harus tahu lab-nya paling dekat di mana dan membawa film ini keluar gimana walaupun sebenarnya ini daya excitement banget sih membawa 16mm di masa digital," jelas produser Palari Films, Dede.

"Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas" akan melibatkan Ladya Cheryl sebagai pemain utama. Film ini juga merupakan ajang reuni bagi Edwin dan Ladya setelah delapan tahun tidak bekerja sama dalam proyek film.

"Selama delapan tahun enggak ketemu, saya tahu dia masih cinta dengan film tapi untuk akting belum tentu jadi harus ditanyakan dulu. Akhirnya sama kayak proses sebelumnya, ketemu ajakin mau enggak. Ini juga proses yang formal, casting awal, kirim video. Ada ketertarikan atau relevan enggak buat dia," kata sutradara "Aruna dan Lidahnya" itu.

Baca juga: Sineas Indonesia di karpet merah Festival Film Tokyo 2018

Baca juga: "Variable No:3" obati kerinduan Edwin menggarap film pendek


"Waktu itu gue bilang baca skrip dulu, novel dibaca juga, dari cerita sih yang bikin gue tertarik dan karakternya. Tapi apakah gue mampu memainkan ini, gue ragu pikir makanya perlu casting untuk meyakinkan diri gue sendiri dan teman-teman yang kerja bareng," ujar Ladya yang terkenal lewat film "Ada Apa dengan Cinta" itu melanjutkan.

"Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas" bergenre drama, romansa dan laga yang bercerita tentang Ajo Kawir, jagoan yang tak takut mati. Hasratnya yang tak terpadamkan untuk berkelahi didorong oleh rahasia bahwa dia impoten.

Ketika bertemu dengan seorang petarung bernama Iteung (Ladya Cheryl), Ajo dibuat babak belur sekaligus bahagia karena jatuh cinta. Film ini direncanakan tayang pada 2021 dan saat ini masih dalam tahap pengembangan.

Baca juga: "Asian Triple Fold Mirror 2018: Journey", bukan sekadar perjalanan

Baca juga: Dian Sastro minta kiat parenting pada Oka Antara

Baca juga: Dian Sastro jadi gadis pencinta makanan di "Aruna dan Lidahnya"


 

Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020