Presiden Direktur IBM Indonesia, Tan Wijaya menyatakan terdapat tiga aspek yang harus diperhatikan ketika mulai mengaplikasikan teknologi berbasis data (data oriented) yang mulai dikenalkan saat ini.
"Dari survei yang kami lakukan, ada tiga aspek yang penting di teknologi data-driven. Aspek-aspek tersebut adalah data, process (proses), dan people (sumber daya manusia)," kata Tan.
Lebih lanjut, ia menilai kesiapan terpenting ada pada sumber daya manusia.
Menurut dia, semakin cepat orang-orang menerima dan beradaptasi dengan teknologi, maka akan semakin menunjang kehadiran inovasi baru itu.
"People-nya ini harus bicara soal data-driven. Bagaimana orang harus dilatih soal ini. Misalnya ada virus yang mempengaruhi pengiriman, jadi shipment dari China berkurang, bagaimana kita bisa melihat impact (dari data) ini dari negara lain (yang terdampak)," jelas Tan.
Baca juga: Magic Wheelchair buat kursi roda aneka rupa untuk anak difabel
Baca juga: Dassault Systemes gandeng Xometry untuk layanan manufaktur
Baca juga: Teknologi 3D bantu percepat desain ibu kota baru
"Orang harus mulai dilatih soal data-driven. IBM juga akan berkontribusi ke country, untuk kurikulum, data service, dan data-driven ini di Indonesia," katanya menambahkan.
Sementara Direktur Informasi Kepabeanan dan Cukai Agus Sudarmadi, institusi yang mengadopsi platform digital berbasis teknologi blockchain, TradeLens di lembaganya, mengatakan bahwa pemerintah juga harus mampu beradaptasi dengan cepat.
"Kita enggak bisa lari dari itu. Pemerintah juga enggak boleh stubborn. Teknologi sekarang sudah menjadi 'driver' (pengarah laju), bukan supporter lagi, dan berdampak ke SDM," kata Agus.
"Ketika teknologinya ada, SDM harus siap, harus mau berubah, kita enggak bisa menghindar dari itu. Kita akan mempersiapkan SDM sebaik-baiknya, sesuai program 'Indonesia Maju, SDM Unggul," ujarnya lebih lanjut.
Baca juga: IBM gandeng Ditjen Bea Cukai RI aplikasikan teknologi "blockchain"
Baca juga: IBM pakai "sweater" untuk komponen baterai
Baca juga: Pelaku industri teknologi harapkan regulasi yang fleksibel
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020