Di film “Akad”, aktor 63 tahun itu menjadi ayah yang bekerja sebagai supir taksi online dan berusaha mencarikan pendamping untuk putrinya (Indah Permatasari). Meski terlihat santai, ada maksud dalam setiap tindakannya.
“Dalam pikiran kreatif saya, Abdi seperti Jokowi. Santai, rileks tapi tindakan penuh dengan cerita. Jokowi banget lah,” seloroh Mathias dalam konferensi pers syukuran film “Akad” di Jakarta, Selasa.
Baca juga: "Akad" Payung Teduh diadaptasi jadi film, ikut promosikan Mandalika
Baca juga: Mathias Muchus nikmati pembuatan "Kapal Goyang Kapten"
Film yang akan mengangkat keindahan Mandalika di Lombok, Nusa Tenggara Barat akan dibintangi juga oleh Kevin Julio Nino Fernandez, Debo Andryos dan Jennifer Coppen. Reka Wijaya menjadi sutradara sekaligus penulis skenario "Akad".
Mathias menuturkan ia tertarik ketika mendengar judul film “Akad”. Dari situ dia menggali informasi lebih dalam, mulai dari siapa sutradara hingga pemain yang terlibat.
“Kekuatan film ini dari kesederhanaan,” kata dia.
"Akad" bercerita tentang sebuah keluarga beranggotakan Abdi (Mathias Muchus), ayah yang berprofesi sebagai supir taksi online serta dua anaknya.
Ketika anak pertamanya, Indira (Indah Permatasari) sudah tumbuh dewasa dan tak kunjung menikah, Abdi yang merasa bersalah pada mendiang istri merasa harus mencarikan jodoh.
Seorang penumpang yang menaiki mobil Abdi ternyata mantan pacar putrinya. Kisah yang sempat jadi masa lalu berkembang lagi di antara mereka. Drama percintaan dan keluarga dalam "Akad" akan dibalut dengan komedi yang menggelitik hati penonton.
Baca juga: Payung Teduh - Pusakata kolaborasi garap lagu Dian Pramana Poetra
Baca juga: "Terpaku Pilu", kolaborasi Payung Teduh dengan band indie 90 HP
Pemandangan indah dari Mandalika, Lombok, digadang-gadang menjadi daya tarik dari “Akad” yang diharap bisa meneruskan jejak “Laskar Pelangi” sebagai pemantik lonjakan pariwisata kawasan yang dijadikan lokasi syuting.
Namun Mathias berharap “Akad” mampu mengawinkan keindahan alam dan cerita menjadi satu kesatuan.
“Saya pernah alami di film AADC dan Laskar Pelangi, satu pencitraan luar biasa buat Belitung yang saat itu tidak pernah dibicarakan, langsung naik daun. Mudah-mudahan Lombok dan Mandalika bisa seperti itu.”
Pengambilan gambar “Akad” rencananya akan berlangsung selama 30 hari di Jakarta dan Mandalika, Lombok.
"Akad" diproduksi oleh IFI Sinema bekerja sama dengan PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), E-Motion Entertainment dan Perum Perusahaan Film Negara.
Baca juga: Payung Teduh tak mau dikejar target
Baca juga: Sebuah Kegelisahan Mathias Muchus
Baca juga: Mathias Muchus dapat batu akik dari Mike Mohede
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020