Presiden tertarik untuk datang ke Belitung Timur karena Desa Simpang Pesak dan Desa Tanjung Batu Itam, Kecamatan Simpang Pesak berhasil dalam menurunkan angka kekurangan gizi dan kasus stunting melalui Program "Café Sehat"
Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk melihat langsung program penanggulangan kasus "stunting" (kekerdilan pada anak) yang dinilai berhasil.
"Kalau untuk tanggal atau waktu kunjungannya kita belum pasti. Namun dari hasil koordinasi kami ke Dinas Kesehatan Provinsi Babel, surat yang dari Kementerian Kesehatan masih diproses di Istana Kepresidenan untuk penentuan jadwal kunjungan,” kata Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Belitung Timur Yulhaidir usai menghadiri rapat persiapan rencana kunjungan Presiden Joko Widodo ke Kecamatan Simpang Pesak, di ruang rapat bupati setempat di Manggar, Selasa.
Ia menjelaskan, orang nomor satu di Indonesia itu tertarik untuk datang ke Belitung Timur karena Desa Simpang Pesak dan Desa Tanjung Batu Itam, Kecamatan Simpang Pesak berhasil dalam menurunkan angka kekurangan gizi dan kasus stunting melalui Program "Café Sehat".
"Program inovasi unik yang dikembangkan bersama dengan Puskesmas Simpang Pesak ini mencuri perhatian pemerintah pusat," ujarnya.
Yulhaidir mengatakan, Belitung Timur termasuk daerah yang akan dikunjungi dari tujuh provinsi yang akan dikunjungi presiden terkait inovasi layanan kesehatan dan keberhasilan penanggulangan stunting.
“Penurunan angka stunting ini memang jadi isu penting dan Program Café Sehat ini menarik karena berhasil menurunkan stunting dan memanfaatkan dana desa yang juga berkolaborasi dengan puskesmas,” jelas Yulhaidir.
Bukan hanya masalah stunting dan Café Sehat, presiden juga dijadwalkan akan meninjau Program Siap Jaga Remaja Sehat (SIJARES) di tempat yang sama. Program SIJARES atau Posyandu Remaja yang menekankan masalah ilmiah dan kesiapan untuk 1.000 hari kehamilan.
“Program ini mendidik remaja yang akan menikah untuk mempersiapkan diri. Mereka jadi paham tentang kesehatan, hal ilmiah dan tahu resiko dalam berumah tangga,” demikian Yulhaidir.
Baca juga: TPPKK - Pemprov Babel fokus atasi stunting
Baca juga: Stunting 10 desa ditangani serius
Baca juga: UI gandeng kader milenial atasi pernikahan dini di Belitung Timur
Baca juga: Ketua IIP BUMN apresiasi IIKT tangani stunting di Babel
Pewarta: Ahmadi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020