Stunting 10 desa ditangani serius

21 Januari 2019 11:31 WIB
Stunting 10 desa ditangani serius
Ilustrasi - Menteri Kesehatan Nila Moeloek (kiri) melihat absensi bayi di pos gizi Desa Haya-Haya, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Selasa (17/7/2018). (ANTARA /Adiwinata Solihin)
Sungailiat, Babel, (ANTARA News) - Badan Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BP2KBP3A) Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, tahun 2019 fokus menangani serius gizi buruk (stunting) di 10 desa di daerah itu.

Sekretaris BP2KBP3A Kabupaten Bangka, Boy Yandra, di Sungailiat, Senin, mengatakan, ke-10 desa yang menjadi fokus penanganan kasus tersebut meliputi Desa Rukam, Kota Kapur, Penagan, Air Duren, Mendo, Maras Senang, Neknang, Baturusa, Riding Panjang, dan Desa Cengkong Abang.

"10 desa itu terdapat di empat kecamatan yakni di Kecamatan Mendo Barat, Kecamatan Merawang, Kecamatan Puding Besar, dan Kecamatan Bakam," katanya.

Persoalan itu, kata Boy Yandra, menjadi perhatian serius untuk segera diatasi sebagaimana program nasional yang mengharuskan bagi pemerintah daerah untuk menyelesaikannya secara terpadu.

"Instansi yang terlibat penanganan kasus ini selain dari BP2KBP3A Dinas Kesehatan, Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), kader keluarga berencana, pemerintah desa dan lainnya," ujarnya.

Menurut dia, penanganan stunting dilakukan dengan cara meningkatkan sosialisasi bahayanya kepada ibu hamil dan keluarga yang memiliki balita di setiap kegiatan yang ada baik di posyandu mau pun kampung keluarga berencana.

"Sosialisasi mengenai gizi buruk diperlukan sekali untuk memberikan pemahaman terutama bagi ibu hamil yang belum sepenuhnya mengetahui pentingnya kesimbangan gizi untuk balitanya," katanya menjelaskan.

Penyebab terjadinya gizi buruk didominasi dengan masih rendahnya pemahaman ibu hamil mengenai pentingnya gizi termasuk penyebab lainnya seperti, kurangnya tindakan pencegahan di awal kelahiran, kelahiran dengan berat badan yang rendah dan Infeksi yang berasal dari lingkungan sekitar.

"Saya berharap dengan adanya sosialisasi terkait bahaya stunting. Masyarakat, khususnya ibu-ibu, lebih memahami bagaimana harus bertingkah laku saat hamil dan merawat balita," ujar Boy Yandra.*


Baca juga: Pemerintah perluas wilayah prioritas penanganan stunting

Baca juga: Optimalisasi dana desa bisa untuk mencegah "stunting", sebut Kemendes PDTT


 

Pewarta: Kasmono
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019