• Beranda
  • Berita
  • Atasi trauma anak, ayah di Suriah ubah suara perang jadi permainan

Atasi trauma anak, ayah di Suriah ubah suara perang jadi permainan

20 Februari 2020 11:51 WIB
Atasi trauma anak, ayah di Suriah ubah suara perang jadi permainan
Ilustrasi petasan (Shutterstock)
Wartawan video Suriah Abdallah al-Muhammad telah menciptakan permainan untuk melindungi putrinya yang masih kecil dari trauma karena mendengar bisingnya serangan udara dan penembakan di dekat rumahnya di Idlib, barat laut Suriah.

Sebuah video yang diunggah oleh Muhammad di media sosial pekan ini, menunjukkan dia dan putrinya Salwa yang berusia tiga tahun menertawakan suara tembak-tembakan di Idlib saat bermain, telah viral.

Pasukan Suriah, yang didukung oleh pesawat tempur Rusia telah maju sejak Desember melawan benteng pemberontak terakhir di provinsi Idlib dan Aleppo, dalam apa yang bisa menjadi salah satu bab terakhir dari perang saudara selama sembilan tahun.

Baca juga: Game Cyberpunk 2077 ditunda sampai September

Baca juga: Lika-liku perkembangan industri game Indonesia


Suara-suara keras akan mengejutkan dan membuat Salwa ketakutan, kata Muhammad kepada Reuters Television di kota Sarmada, jadi dia memutuskan untuk meminta anak-anak yang bermain di dekatnya untuk menyalakan petasan, menunjukkan kepada Salwa bahwa suara itu hanya untuk bersenang-senang.

"Mereka mulai tertawa, dan dia mulai tertawa, dan melihat bahwa itu hanyalah permainan," kata Muhammad.

"Dua hari kemudian, angkatan udara menghantam, dan aku segera mengatakan padanya untuk tidak takut, itu hanya anak-anak yang meledakkan petasan."

"Aku mengubah masalah ini menjadi permainan agar dia tidak takut," katanya.

Teknik pencegahan trauma yang tidak lazim tampaknya berhasil.

"Ini tidak menyeramkan, ini lucu," kata Salwa.

Baca juga: Pesan "Game of Thrones" dalam Pertemuan Tahunan IMF-WB

Baca juga: Demi "Perburuan", Adipati Dolken belajar "perang" lewat game PUBG

Baca juga: Cara menghadapi virus corona? Main game dan nonton "The Flu"

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020