"Saya melihat PDIP bukan bingung menentukan pilihan (antara Achmad Purnomo dengan Gibran Rakabuming Raka) tetapi justru tidak ingin gegabah sebelum ada lawan calonnya," katanya di Solo, Jawa tengah, Jumat.
Ia memperkirakan untuk lawan calon yang diusung oleh PDIP sendiri ada dua, yaitu dari koalisi partai politik dan dari jalur independen.
"Saat ini untuk yang dari independen kan sedang proses verifikasi dari KPU. Itupun kita tidak tahu lolos verifikasi atau tidak. Yang belum kelihatan dari koalisi partai politik," katanya.
Ia menilai untuk koalisi partai politik ini agak membahayakan mengingat dari dua pihak yang menunggu rekomendasi dari PDIP, ada kemungkinan salah satunya yaitu pihak yang tidak memperoleh rekomendasi akan menyeberang ke partai politik yang lain.
"Tentu rekomendasi hanya jatuh di satu pihak, bisa jadi yang lain akan dipinang ke partai politik lain. Ini membahayakan soliditas partai," katanya
Apalagi, dikatakannya, pada Pilkada Surakarta ini PDIP bukan hanya menargetkan kemenangan tetapi juga bisa meraih kemenangan mutlak.
"Paling tidak lebih dari 80 persen, mereka (PDIP) butuh angka yang fantastis. Ini menunjukkan bahwa menjadi Wali Kota Surakarta memiliki legitimasi tinggi," katanya.
Sementara itu, mengenai pernyataan kedua bakal calon, baik itu Achmad Purnomo maupun Gibran yang akan tegak lurus dengan keputusan partai seolah menandakan loyalitas yang besar terhadap PDIP, dikatakannya, realitanya belum tentu demikian.
"Di politik apapun bisa terjadi, konsistensi sulit dipegang," katanya.
Baca juga: Gerindra Surakarta siap dukung Gibran pada Pilkada 2020
Baca juga: Bawaslu Surakarta tingkatkan kewaspadaan jelang pilkada
Baca juga: Achmad Purnomo optimistis kantongi rekomendasi dari PDIP
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2020