Bupati Sleman Sri Purnomo menyesalkan kegiatan sekolah berupa susur sungai yang dilaksanakan saat musim hujan karena hal tersebut tindakan yang ceroboh.Kegiatan Pramuka itu banyak jenisnya dan bisa dilakukan di lingkungan sekolah, faktor keamanan dan keselamatan harus menjadi pertimbangan utama
"Kejadian kecelakaan air yang menimpa siswa SMPN 1 Turi ini sangat disayangkan, ini merupakan kecerobohan yang berakibat fatal," kata dia di Posko BPBD Sleman di SMPN 1 Turi, Jumat malam.
Menurut dia, seharusnya pembina Pramuka atau pihak sekolah dapat mempertimbangkan lebih jauh kegiatan susur sungai pada saat musim hujan karena berbahaya.
"Ini kecerobohan, seharusnya dapat dipahami kalau kegiatan di sungai saat hujan itu sangat bahaya," katanya.
Baca juga: Ratusan siswa SMPN 1 Turi terseret banjir Sungai Sempor
Ia mengatakan semestinya pembina Pramuka dapat memilih kegiatan lainnya yang tidak berisiko tinggi dan tidak harus keluar area sekolah.
"Kegiatan Pramuka itu banyak jenisnya dan bisa dilakukan di lingkungan sekolah, faktor keamanan dan keselamatan harus menjadi pertimbangan utama," katanya.
Ia mengatakan peristiwa itu harus menjadi pelajaran semua pihak, terutama sekolah yang hendak melakukan kegiatan luar kelas.
Insiden tersebut bermula saat 250 murid SMP Negeri 1 Turi melakukan kegiatan Pramuka dengan menyusuri Sungai Sempor di Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman.
Ketika melakukan penyusuran tersebut, arus air tiba-tiba deras dan volume air meningkat akibat kiriman dari hulu sungai.
Baca juga: BPBD Sleman : Enam siswa meninggal dunia terseret Sungai Sempor
Baca juga: Pakar sarankan anak-anak-remaja tidak susur sungai
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020