Bakal Calon Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto sangat optimistis bisa membangun koalisi dengan partai politik (Parpol) lainnnya, menyusul pemberian rekomendasi dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem) saat kegiatan Musyawarah Rakyat di gedung Celebes Convention Center, Makassar, Sulawesi Selatan.Kita optimistis setelah memperoleh rekomendasi ini (Nasdem). Untuk dapat satu pintu, memang kita butuh empat kursi lagi. Insya Allah dalam 14 hari sesuai dengan perintah rekomendasi kami akan turun
"Kita optimistis setelah memperoleh rekomendasi ini (Nasdem). Untuk dapat satu pintu, memang kita butuh empat kursi lagi. Insya Allah dalam 14 hari sesuai dengan perintah rekomendasi kami akan turun," ucapnya menegaskan seusai acara, Sabtu.
Mengenai pasangannya, kata dia, semua akan diserahkan kepada partai, siapa yang nantinya ditentukan menjadi wakilnya menghadapi Pilkada Kota Makassar pada 23 September 2020.
Baca juga: Bobby Nasution dan DP diusung NasDem untuk Pilkada Medan dan Makassar
"Kita tunggu tanggal mainnya. Insya Allah saya tidak bisa tentukan (wakil). Nanti kalau sudah ada rekomendasi baru kelihatan. Semua pasangan kemungkinan bisa. Tergantung partai pengusung dan partai koalisinya," tutur Wali Kota Makassar periode 2014-2019 itu.
Menurut dia, setelah menerima rekomendasi itu, ia segera melakukan komunikasi dengan semua Parpol, sesuai dengan perintah rekomendasi, selanjutnya mengkonsultasikan tentang siapa pasangannya nanti.
Mengenai jalur perseorangan yang sebelumnya sudah dilakukan timnya, pria disapa akrab Danny Pomanto menegaskan sudah pasti menggunakan jalur Parpol.
"Inilah gunanya Musyawarah Rakyat tadi. Bagaimana semua keterwakilan masyarakat itu berunding. Kemudian menyerahkan kepada saya. Lalu saya tanyakan kepada masyarakat tadi, apakah kita mau ikut jalur partai atau tidak? rupanya semua setuju (jalur partai). Dan itulah hakikat acara hari ini. Saya putuskan jalur partai," ujar dia menegaskan.
Baca juga: Danny Pomanto mengisyaratkan tempuh jalur perseorangan
Ditanya soal sinyal dari Parpol lain, seperti Golkar, Demokrat, PPP yang hadir dalam acara tersebut, kata dia, tetap intens membangun komunikasi dan sinyal itu ada. Namun namanya proses, dia tetap harus menunggu keputusan partai lain.
"Kemungkinan menang itu akan dilihat daripada hasil survei. Itu yang pertama. Kedua, saya memang kader Nasdem. Dan yang ketiga, begitu banyak visi-misi Nasdem yang saya sudah laksanakan lima tahun. Dan kemudian akan dilanjutkan pada tahun ini. Jadi saya kira Nasdem punya banyak alasan untuk memilih saya," ucapnya.
Mengenai kehadiran sejumlah pimpinan parpol saat acara, Danny menjelaskan tujuannya adalah mempersatukan antara partai dan rakyat, sebab pada Pilkada Kota Makassar 2018, partai dan rakyat seakan terpisah. Muaranya, kemenangan kolom kosong.
"Itu berarti ada perlawanan rakyat yang luar biasa. Nah, 2020 kita sama-sama dengan partai bersama-sama. Soal sinyal Golkar (koalisi) Insya Allah, sudah begitu matang pembicaran kami. Saya sebenarnya biar dua (parpol) cukuplah, yang penting sebenarnya ada pintu. Tapi kelihatannya bisa dapat tiga atau empat (parpol)," ucapnya.
Soal keinginan Ketua DPW Nasdem Sulsel, Rusdi Masse ingin mempaketkan dengan salah satu bakal calon lainnya Irman Yasin Limpo atau None, kata dia, itu salah satu bagian yang harus dipertimbangkan.
"Saya sudah bilang bahwa saya serahkan ke partai. Nah, kalau, misalnya, Nasdem bawa wakil tentunya saya akan konsultasi dengan Golkar yang juga bawa wakil. Begitu pun PDIP yang bawa wakil. Jadi kan ada tiga wakil. Nanti kita akan cari jalan keluarnya," papar dia yang mengusung tagline 'Tungguma' untuk maju kembali pada Pilkada Makassar September nanti.
Tanggapan Parpol soal koalisi
Sementara Ketua DPD Golkar Makassar Farouk M Betta saat ditanya soal arah dukungan partai apakah akan memilih berkoalisi dengan Nasdem, kata dia, sinyal itu ada.
"Kita tetap menunggu rekomendasi dari DPP. Yah kita serahkan sesuai dengan mekanisme yang ada. Yang pasti sinyalnya ada. Kehadiran kita itu membukitikan ada sinyal ke arah itu," ujarnya.
Mantan Ketua DPRD Kota Makassar ini mengemukakan, seperti pada Pilkada sebelumnya, itu bisa mengerucut pada salah satu calon. Sebab ini adalah politik lokal dan penjenjangan lokal.
"Kita bukan melawan pusat, tapi yang pasti kita berkeyakinan untuk mendukung Pak Danny Pomanto. Alasannya, kalau pun sudah berhenti menjadi wali kota, sampai sekarang massanya masih militan seperti itu. Itu bagian dari salah satu penilaian-penilaian kita. Dan itu tetap kita pikirkan," ungkap dia.
Sekertaris DPC Partai Demokrat Makassar Abdi Asmara sesuai acara menuturkan, kehadiran Demokrat di acara Musyawarah Rakyat ini atas undangan dari Danny Pomanto, kenapa datang karena bersangkutan mendaftar di partai sebagai bakal calon Wali Kota Makassar
"Tentunya kita mau melihat, apa yang dilakukan Pak Danny ini hari mau melihat respons masyarakat. Ini akan menjadi pertimbangan dan menjadi acuan kita nantinya dalam menentukan usungan," tuturnya.
Baca juga: GSI sampaikan hasil riset Pilkada Makassar butuh pemimpin revolusioner
Soal usungan masih berproses di DPP dan DPD Demokrat Sulsel. Kendati demikian acara ini disimpulkan dan akan sampaikan ke DPP dan DPD. Danny Pomanto sudah mendapat rekomendasi dari Nasdem, hasilnya nanti akan dilihat kemana arah dukungan.
"Semua bakal calon memiliki peluang yang sama, kami di DPC belum berani mengatakan dukungan ke sini. Tetapi acara hari ini adalah bentuk pelaporan yang nanti kita bawa bahwa begini kondisinya," tambah legislator DPRD Kota Makassar itu.
Untuk persyaratan menjadi peserta Pilkada Kota Makassar yang disyaratkan KPU Makassar, setiap pasangan calon minimal mengantongi dukungan 10 kursi di DPRD Makassar. Saat ini Danny Pomanto sudah mengantongi enam kursi dari Partai Nasdem dan masih membutuhkan empat kursi agar bisa mendaftar sebagai peserta pada Pilkada Makassar digelar pada 23 September 2020.
Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2020