• Beranda
  • Berita
  • Kalah lagi, pelatih Indonesia singgung lambatnya proses naturalisasi

Kalah lagi, pelatih Indonesia singgung lambatnya proses naturalisasi

24 Februari 2020 01:37 WIB
Kalah lagi, pelatih Indonesia singgung lambatnya proses naturalisasi
Pelatih Tim Nasional Indonesia Rajko Toroman memprotes wasit saat melawan Tim Nasional Filipina dalam kualifikasi FIBA Asia Cup 2021 grup A di Mahaka Arena, Jakarta, Minggu (23/2/2020). . ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)
Pelatih kepala tim nasional bola basket putra Indonesia Rajko Toroman menyinggung lambatnya proses naturalisasi usai kembali menelan kekalahan dalam laga kedua kualifikasi Piala FIBA Asia 2021.

Setelah kalah di laga pertama kontra Korea Selatan, Indonesia bertekuk lutut di hadapan Filipina dengan skor 70-100 dalam pertandingan kedua di Mahaka Square, Jakarta, Minggu.

Baca juga: Indonesia dibekuk Filipina 70-100 di laga kedua kualifikasi FIBA Asia

Baca juga: Perbasi harap proses naturalisasi Prosper dan Jawato segera rampung


Menurut Toroman, jika proses naturalisasi Lester Prosper dan Brandon Jawato rampung, Indonesia seharusnya bisa tampil lebih kompetitif dalam fase kualifikasi FIBA Asia 2021.

"Jika diperkuat dua pemain yang tidak tampil hari ini, kami bisa lebih kompetitif lagi. Tapi saya sangat mengapresiasi perjuangan mereka yang melantai," kata Toroman dalam jumpa pers purnalaga.

Kekalahan kontra Filipina disebut Toroman tidak lepas dari kondisi lawan yang menurutnya lebih atletis dan kompetitif.

"Pemain kita sudah tampil maksimal dan memberikan yang terbaik. Kita cukup kompetitif di tiga kuarter pertama," katanya.

"Tapi kami cuma punya tiga pemain tinggi dan Vincent Kosasih seperti sendirian menyokong tim ini di departemen itu. Sejujurnya Filipina saat ini jauh lebih baik, kompetitif dan atletis dibanding kami," ujar Toroman menambahkan.

Baca juga: Abraham batal dicoret dari timnas, tapi wajib kerja sosial

Baca juga: Indonesia awali kualifikasi FIBA Asia telan kekalahan kontra Korsel


Kehadiran Thirdy Ravena yang mengemas 23 poin untuk Filipina menurut Toroman kian mempersulit keadaan bagi Indonesia.

Pada akhirnya, Toroman berharap agar proses naturalisasi Prosper dan Brandon yang sebetulnya sudah berlangsung sejak sebelum SEA Games 2019 bisa segera rampung.

Pasalnya, kehadiran keduanya akan membuat Indonesia lebih kompetitif menyongsong jendela pertandingan berikutnya, yakni melawat ke Thailand dan Korea Selatan pada November nanti.

Baca juga: Kalah dari Korsel, Menpora optimistis peluang Indonesia di Piala Asia

Baca juga: Indonesia bakal bangun stadion mewah demi Piala Dunia FIBA 2023

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2020