Dikutip dari Reuters, Senin, pada saat itu Rudiger terlibat dalam insiden yang di dalamnya pemain Tottenham Hotspur Son Heung-min mendapat kartu merah, tak lama kemudian dia mendapatkan gestur gerakan monyet dari kubu suporter tuan rumah.
Baca juga: Mourinho pastikan Spurs banding atas kartu merah Son
Namun, pihak Spurs dan Kepolisian Metropolitan London mengatakan bahwa mereka tidak menemukan cukup bukti terjadinya pelecehan rasial.
"Rasisme telah menang. Para pelaku dapat selalu kembali ke stadion, itu menunjukkan bahwa mereka telah menang," kata Rudiger seperti dikutip Sky Sports setelah Chelsea mengalahkan Tottenham 2-1, Sabtu (22/2).
Baca juga: Rudiger soal rasisme: "Kapan omong kosong ini akan berhenti?"
Rudiger menjadi sasaran cemoohan sejumlah fans Tottenham selama pertandingan di Stamford Bridge.
"Mereka tidak akan mendapat hukuman dan pada akhirnya saya yang menjadi kambing hitam. Saya tak akan pernah berhenti bersuara. Saya akan selalu bersuara, tetapi dalam kasus ini, saya sendirian," ungkapnya.
"Ini petaka. Saya menjadi seorang ayah Kamis lalu sementara Anda mulai berpikir bahwa masyarakat belum cukup serius memerangi rasisme, sehingga kemungkinan anak saya akan mengalaminya juga. Jika tidak ada perubahan, jika anak-anak tidak mendapatkan pendidikan dan pengasuhan yang baik, kita akan kalah."
Baca juga: Kemenangan Chelsea dirusak pelecehan rasial terhadap Rudiger
Baca juga: Chelsea kembali ke jalur kemenangan dengan taklukkan Tottenham
Pewarta: Fitri Supratiwi dan Naufal Difaudin
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020