Pada awal Maret, bersama dengan tokoh perempuan Indonesia, saya berencana berkunjung ke Kabul untuk meresmikan pembentukan Afghanistan-Indonesia Women’s Network ini
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berbicara tentang peran perempuan Indonesia dalam pertemuan di sela-sela Sidang ke-43 Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss, Senin (24/2).
Dalam kegiatan Good Human Rights Stories Initiatives yang digagas oleh Uni Eropa, Retno menceritakan peran perempuan Indonesia yang berkontribusi dalam menyebarkan nilai perdamaian, toleransi, dan multikulturalisme.
“Peran perempuan Indonesia dalam mengusung perdamaian bukan saja dilakukan di tingkat nasional, namun juga dilakukan di tingkat kawasan dan global,” kata Retno seperti disampaikan melalui keterangan tertulis Kemlu, Selasa.
Salah satu contohnya, jumlah perempuan pasukan perdamaian Indonesia terus meningkat dan akan terus ditingkatkan pada masa-masa mendatang. Pasukan perempuan Indonesia di beberapa misi perdamaian PBB di beberapa negara mendapatkan apresiasi dari masyarakat setempat.
Selain itu, Indonesia saat ini akan membentuk Southeast Asia Network of Women Peace Negotiators and Mediators. Jaringan ini untuk memperkuat kontribusi perempuan dalam mendorong perdamaian yang lestari di kawasan.
Baca juga: Menlu Retno angkat pemberdayaan perempuan dalam Sidang HAM PBB
Baca juga: Temui Dirjen WHO, Menlu Retno bahas penanganan COVID-19
Indonesia juga akan meluncurkan pembentukan Afghanistan-Indonesia Women’s Network untuk mendorong kontribusi Perempuan Afghanistan dalam proses perdamaian di Afghanistan.
“Pada awal Maret, bersama dengan tokoh perempuan Indonesia, saya berencana berkunjung ke Kabul untuk meresmikan pembentukan Afghanistan-Indonesia Women’s Network ini,” sebut Retno.
Dalam kesempatan kegiatan tersebut, beberapa negara seperti Korea Selatan, Gambia, dan Argentina menampilkan film mengenai kisah sukses perempuan dalam pemberdayaan masyarakatnya.
Indonesia juga menampilkan film tentang peran dan kiprah perempuan Indonesia sejak masa kemerdekaan dan pembangunan Indonesia saat ini.
Partisipasi Indonesia dalam forum Good Human Rights Stories Initiatives merupakan yang ketiga kalinya. Sebelumnya Indonesia hadir sebagai pembicara pada dua pertemuan sebelumnya yang dilakukan di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB di New York sejak 2018.
“Selama bertahun-tahun, ketika kalimat human rights disebut, maka persepsi publik langsung negatif dan memaknainya sebagai pelanggaran HAM. Namun sesungguhnya, HAM juga berarti pemberdayaan, perbaikan dan kesamaan,” tandas Menlu Retno.
Baca juga: Indonesia dorong universalitas Konvensi Internasional Anti Penyiksaan
Baca juga: Menlu Retno bahas kerja sama ekonomi dengan berbagai negara di Jenewa
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020