"Mereka dirawat baik oleh Jepang, yang lima orang diobservasi di rumah sakit, yang empat orang masih di kapal dan itu sembilan orang baru demam, buat saya mereka dirawat dengan baik, dan dalam kondisi yang tidak berat," kata Terawan di lingkungan istana kepresidenan Jakarta, Selasa.
Ada 78 orang WNI di kapal pesiar Diamond Princess, yang dalam perjalanan berlabuh di Yokohama, Jepang, untuk menjalankan proses karantina berkenaan dengan penyebaran COVID-19, penyakit akibat infeksi virus corona baru.
Sembilan dari WNI yang berada dalam kapal tersebut terpapar virus corona dan sedang menjalani perawatan di Jepang.
"Mereka ABK (anak buah kapal), itu memang kru. Jadi dia memang kerja di situ, artinya lingkungan hidupnya, ya mudah-mudahanlah akhirnya nanti tambah dikuatkan. Kalau ada trauma healing (pemulihan traumaO ya mudah-mudahan bisa melewati masa-masa sulit dengan baik," kata Terawan.
Sebanyak 691 orang dari 3.711 penumpang dan ABK Diamond Princess dikonfirmasi positif terinfeksi COVID-19.
Sejumlah negara sudah mengevakuasi warganya dari kapal tersebut, termasuk di antaranya Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, Kanada, Italia, Hong Kong, dan Israel.
Hingga saat ini, pemerintah masih melakukan negosiasi untuk menjemput 69 WNI yang masih berada di kapal Diamond Princess.
"Sekarang kemungkinan untuk dia dari negatif menjadi positif berapa persen? 20 persen. Artinya kalau saya ngambil 60 saja, berarti kemungkinan 12 akan jadi positif. Apa yang terjadi di Amerika, di Australia, makanya diperlukan cara-cara khusus, negosiasi dengan Jepang untuk bisa mengambil jalan yang paling tepat. Karena kalau grusa-grusu, keburu-buru, apa yang terjadi dengan Amerika, apa yang terjadi dengan Korea, apa yang terjadi dengan Australia, yang membuat menjadi episentrum baru?" jelas Terawan.
Terawan yakin seluruh penumpang dan ABK yang masih ada di kapal Diamond Princess diurus dengan baik oleh Pemerintah Jepang.
"Ini kan masih di Jepang, diurusi oleh Pemerintah Jepang meskipun letaknya di kapal tapi ini kan di wilayah Jepang, dan oleh Pemerintah Jepang enggak dibiarkan begitu aja. Logistik juga diberi, apapun juga diberi," katanya.
Fokus Pemerintah
Terawan mengatakan bahwa saat ini pemerintah masih berkonsentrasi mengevakuasi 188 WNI di kapal pesiar World Dream yang hingga saat ini masih berada di perairan internasional dekat Bintan karena ditolak bersandar di seluruh negara termasuk Indonesia.
Hasil pemeriksaan kesehatan ekstensif menunjukkan seluruh WNI yang menjadi awak kapal tersebut bebas dari virus corona, demikian pula seluruh penumpang kapal yang telah meninggalkan kapal pada pelayaran terakhir 9 Februari 2020 dari Hong Kong.
Rencananya KRI Dr Soeharso-990, kapal rumah sakit milik TNI Angkatan Laut, akan berangkat menjemput 188 WNI di kapal tersebut pada Kamis (26/2) untuk dibawa ke Pulau Sebaru Kecil di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
"Kira-kira besok pukul 10.00 itu bisa kapal ke kapal," kata Terawan.
"Kita memang konsentrasi ke Dream World dulu ini jalan. Melihat riwayat perjalanannya saya menduga, saya memperkirakan, ini kemungkinan besar bisa clear karena itu saya izinkan semuanya bisa masuk dengan baik ke wilayah Indonesia dan bisa diobservasi 14 hari. Tapi tetap aja, kehati-hatian itu harus dilaksanakan, makanya harus dibawa ke pulau yang kalau bisa tidak ada penduduknya. Ada prinsip kehati-hatian," ia menambahkan.
KRI Soeharso dijadwalkan tiba di Pulau Sebaru Kecil pada Jumat (28/2).
Hingga Selasa (25/2) pagi terkonfirmasi 79.571 orang yang terserang COVID-19 dan ada 2.429 orang yang meninggal dunia karenanya. Selain itu ada 25.313 orang yang dinyatakan sembuh dari COVID-19.
Kasus COVID-19 sebagian besar dilaporkan di China (77.153 kasus) disusul Korea Selatan dengan 833 kasus, Kapal Diamond Princess dengan 691 kasus, dan Italia dengan 229 kasus.
Baca juga:
Pemerintah siapkan pesawat untuk evakuasi WNI di Diamond Princess
Pemerintah sudah siapkan fasilitas di Sebaru Kecil untuk observasi WNI
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020