"Proses evakuasi akan menggunakan pesawat dan kita akan memperlakukan protokol kesehatan secara ketat," kata Muhadjir di Jakarta, Kamis.
WNI yang menjadi awak Kapal Diamond Princess sudah menjalani pemeriksaan di Jepang. Setibanya di Indonesia, pemerintah akan kembali menjalankan pemeriksaan pada mereka, termasuk di antaranya pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR), pemeriksaan DNA untuk mengidentifikasi virus.
Muhadjir mengatakan bahwa evakuasi akan dilakukan setelah Pemerintah Indonesia berkoordinasi dengan Pemerintah Jepang.
Menurut dia, WNI yang dievakuasi dari Diamond Princess selanjutnya akan dibawa ke Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, untuk menjalani observasi.
"Nanti akan diatur sedemikian rupa dan itu menjadi domain atau tanggung jawab dari Kementerian Kesehatan. Pak Menkes nanti," kata Muhadjir.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan bahwa dari 78 WNI yang bekerja di Diamond Princess ada sembilan orang yang dinyatakan terinfeksi virus corona baru namun satu di antaranya sekarang sudah dinyatakan sehat, bebas dari COVID-19.
"Itu artinya dari 78 dikurangi delapan, maka tersisa 70 orang ABK yang diizinkan evakuasi ke Indonesia. Tapi berdasarkan informasi dari perusahaan, dua di antaranya memilih untuk tetap tinggal dan tidak mau di evakuasi," kata dia.
Retno mengatakan bahwa evakuasi sifatnya sukarela, kalau ada warga yang menyatakan atau memutuskan untuk tinggal maka pemerintah tidak akan memaksakan untuk mengevakuasi mereka.
Ia menambahkan, jumlah WNI yang akan dievakuasi dari Diamond Princess masih mungkin berubah sampai proses evakuasi dilakukan sesuai dengan perkembangan di lapangan.
Pemerintah saat ini tengah mengangkut 188 WNI dari Kapal World Dream menggunakan KRI dr Soeharso menuju fasilitas observasi di Pulau Sebaru Kecil.
Baca juga:
Retno Marsudi: Dua WNI ABK Diamond Princess pilih tetap di Jepang
Menkes: 9 WNI positif COVID-19 di Diamond Princess tidak sakit berat
Pewarta: Indriani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020