"Saya sangat memahami kebijakan tersebut. Apalagi, kebijakan itu bertujuan untuk memberi perlindungan kepada jamaah. Kesehatan jamaah umrah kita adalah hal utama," kata Fachrul Razi di Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan kebijakan itu tentu diambil dengan mempertimbangkan kepentingan umat yang lebih besar.
Baca juga: Pengusaha travel kecewa penghentian perjalanan umrah
Saudi, kata dia, juga bertanggungjawab untuk menjaga kesehatan masyarakatnya sekaligus mengamankan kelangsungan ibadah haji pada Juni-Agustus 2020.
"Kami mengimbau agar calon jamaah umrah dapat memahami kebijakan Saudi dan sikap pemerintah, demi kebaikan jamaah itu sendiri," kata dia.
Menag mengaku sudah meminta pada Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah untuk terus berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri RI, Kedutaan Besar Arab Saudi di Indonesia maupun Konsul Haji KJRI di Jeddah.
Baca juga: Soal keputusan Arab Saudi, KBIHU Muhammadiyah beri pemahaman jamaah
"Kami akan segera rumuskan langkah terbaik menyikapi kebijakan Saudi ini dengan penyelenggara umrah. Untuk saat ini, harap jamaah umrah memahami ketertundaan keberangkatannya," katanya.
Dia berharap pemerintah Saudi bisa segera menemukan upaya terbaik dalam pencegahan COVID-19 sehingga niat jamaah untuk beribadah umrah bisa kembali terlaksana.
Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Arfi Hatim mengatakan Kemenag meminta para Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) untuk sementara tidak memberangkatkan jamaah umrah ke bandara sampai dibukanya kembali izin berkunjung ke Arab Saudi.
"Kami rencanakan dalam waktu dekat untuk bertemu dengan asosiasi PPIU dan maskapai untuk mendiskusikan solusi atas masalah ini," kata dia.
Baca juga: Wapres berharap jamaah Indonesia tidak terkena embargo umrah
Baca juga: Batal berangkat ke Tanah Suci, jamaah umrah di Bandara Juanda kecewa
Baca juga: Indonesia-Saudi jalin komunikasi agar jamaah umrah lanjut ibadah
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020