Pemerintah Bulgaria menyatakan pihaknya siap mengerahkan 1.000 pasukan dan perlengkapan militer ke wilayah perbatasan dengan Turki guna mencegah masuknya imigran ilegal, kata Menteri Pertahanan Krasimir Karakachanov, Jumat.
Dia menerangkan polisi perbatasan telah menghalau masuknya dua kelompok imigran yang terdiri dari 30 orang untuk memasuki Bulgaria dari Turki hari ini.
Bulgaria, negara anggota Uni Eropa, memilki perbatasan sepanjang 300 kilometer (190 mil) dengan Turki. Negara itu diyakini kurang memiliki pengalaman untuk mengatasi derasnya arus kedatangan migran dalam beberapa tahun terakhir.
Pemerintah di ibu kota Bulgaria, Sofia, mengatakan, pihaknya tidak akan membiarkan para imigran masuk di saat negara itu tengah meningkatkan pencegahan di perbatasan terhadap penyebaran jenis baru virus corona atau COVID-19.
Baca juga: Penembakan sengit di Idlib tewaskan sejumlah tentara Turki
Sementara itu, Yunani telah mengerahkan anggota kepolisian di wilayah perbatasannya dengan Turki, Jumat, demi mencegah masuknya imigran, demikian keterangan dari sejumlah saksi dan seorang pegawai pemerintah.
Puluhan warga terlihat berkerumun di Kastanies, wilayah perbatasan di timur laut Yunani dan Turki. Polisi dari Yunani terlihat sibuk mencegah para imigran masuk ke negara tersebut.
"Mereka tidak akan masuk ke negara ini. Mereka imigran ilegal, kami tidak akan membiarkan mereka masuk," kata seorang pegawai pemerintah.
Pemerintah Turki memutuskan membiarkan imigran mendatangi Eropa setelah 30 tentaranya tewas dan puluhan lainnya luka-luka akibat serangan udara di Idlib, wilayah perbatasan negara itu dengan Suriah.
Sumber: Reuters
Baca juga: Rusia kirim kapal perang ke Suriah setelah insiden di Idlib
Baca juga: Tentaranya terbunuh, Turki tak akan hentikan pengungsi Suriah ke Eropa
Baca juga: Sekjen PBB minta pertempuran di Idlib Suriah dihentikan
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2020