• Beranda
  • Berita
  • Menkes dorong Universitas Brawijaya jadi pusat intervensi radiasi

Menkes dorong Universitas Brawijaya jadi pusat intervensi radiasi

28 Februari 2020 22:28 WIB
Menkes dorong Universitas Brawijaya jadi pusat intervensi radiasi
Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto dan Rektor Universitas Brawijaya (UB) Malang Prof Dr Nuhfil Hanani menandatangani kerja sama kedua lembaga di kampus UB Malang, Jumat (28/2). (Foto : ANTARA/HO/UNIVERSITAS BRAWIJAYA/End).

Melalui kerja sama yang telah kami tanda tangani ini, Menkes mendorong UB menjadi pusat Intervensi Radiasi di Indonesia,

Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Terawan Agus Putranto mendorong Universitas Brawijaya (UB) Malang untuk menjadi pusat intervensi radiasi di Indonesia.

Dukungan dan dorongan tersebut tertuang dalam nota kesepahaman (MoU) kerja sama antara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dengan Universitas Brawijaya Malang yang ditandatangani oleh Menkes Terawan Agus Putranto dan Rektor UB Prof Dr Nuhfil Hanani di Malang, Jumat.

"Melalui kerja sama yang telah kami tanda tangani ini, Menkes mendorong UB menjadi pusat Intervensi Radiasi di Indonesia. Nanti setelah kerja sama dengan perguruan tinggi, juga akan dilakukan kerja sama dengan rumah sakit dan fakultas kedokteran," jelas Nuhfil.

Sementara itu, kunjungan Menkes ke UB, selain menandatangani perjanjian kerja sama, juga memberikan kuliah tamu bertema "Ketahanan Kesehatan Nasional" di Gedung Widyaloka.

Dalam kuliah tamunya, Menkes Terawan Agus Putranto mengimbau agar kesadaran untuk berpikir dan mengambil keputusan rasional dimulai dari diri sendiri.

"Berpikir rasional merupakan pondasi dari ketahanan sebuah bangsa. Dengan berpikir rasional kita bisa menghadapi paranoid yang selama ini banyak menyebar melalui Informasi yang tidak seimbang," lanjutnya.

Terawan mengatakan makin tidak rasional, membuat pertahanan negara semakin rapuh dan tidak berdaya. "Paranoid itu ujung-ujungnya melemahkan bangsa kita sendiri," ucapnya.

Dia menambahkan jika sudah sesuai dengan tool atau standar yang sudah diterapkan WHO. "Kita tidak perlu khawatir terhadap penyakit yang selama ini menjadi pandemi dunia.

Yang terpenting adalah melakukan pencegahan. Jika kita sudah mengacu tool WHO berarti kita sudah melakukan penguatan-penguatan karena sudah diberi Informasi lubang-lubangnya," jelas Menkes.

Dia menambahkan untuk menjaga ketahanan diri dan kesehatan yang terpenting adalah selalu cuci tangan dan menjaga imunitas dengan makan makanan bergizi.

"Kalau kita berpikir rasional, angka kematian bisa menurun hingga dibawah dua persen," katanya.

Baca juga: Menkes: Evakuasi WNI Diamond Princess tunggu slot penerbangan

Baca juga: Menkes: 9 WNI positif COVID-19 di Diamond Princess tidak sakit berat

Baca juga: Menkes tunggu detail WN Jepang terkena Covid-19 setelah dari Indonesia

 

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2020