Sesuai dengan data BPBD Karawang yang dirilis pada Sabtu, kerugian bencana banjir di sektor pendidikan sekitar Rp2,7 miliar dan kerugian di tingkat desa mencapai Rp1,1 miliar.
Kepala BPBD Karawang Yasin Nasrudin mengatakan sebelumnya banjir melanda 89 desa di 29 kecamatan. Saat itu, korban terdampak banjir sebanyak 22.364 rumah, terdiri atas 25.683 keluarga dan 78.643 jiwa.
Baca juga: Satukan tata ruang Jabar-DKI guna minimalisasi banjir, kata legislator
Baca juga: Karawang tetapkan status tanggap darurat bencana
Baca juga: Mensos harapkan ada langkah nyata atasi banjir Karawang
Banjir yang terjadi sejak sepekan terakhir juga merendam 38 unit sekolah, 15 sarana ibadah, jalan raya, serta merendam 1.706 hektare areal sawah.
Yasin menyebutkan sejumlah titik banjir kini sudah mulai surut, tinggal enam kecamatan yang masih dilanda banjir. Di antaranya Kecamatan Telukjambe Barat, Telukjambe Timur, Rengasdengklok, Tempuran, Pakisjaya dan Batujaya.
Banjir yang terjadi di Karawang itu akibat tingginya curah hujan disusul meluapnya beberapa sungai. Tersumbatnya drainase juga memicu banjir di beberapa titik sekitar Karawang.
Meski banjir sudah mulai surut, BPBD Karawang masih tetap siaga bencana. Karena sejak Rabu (26/2) hingga 14 hari ke depan, status kebencanaan di Karawang tanggap darurat bencana.*
Baca juga: Sebagian sekolah di Karawang liburkan siswa akibat banjir
Baca juga: Korban banjir Karawang dirikan dapur umum swadaya
Baca juga: Sebanyak 9.514 warga korban banjir Karawang mengungsi
Pewarta: M.Ali Khumaini
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020