• Beranda
  • Berita
  • Akademisi sebut kekalahan parpol Islam karena banyak faktor

Akademisi sebut kekalahan parpol Islam karena banyak faktor

2 Maret 2020 12:49 WIB
Akademisi sebut kekalahan parpol Islam karena banyak faktor
Ahmad Atang. (ANTARA/Bernadus Tokan)
Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK), Dr. Ahmad Atang, MSi mengatakan, kekalahan partai politik berbendera Islam dalam setiap pemilu karena banyak faktor, seperti tidak ada tokoh pemersatu umat Islam.

"Kekalahan partai Islam karena beberapa faktor, diantaranya tidak ada tokoh sentral yang menyatukan kekuatan umat Islam," kata Ahmad Atang kepada Antara di Kupang, Senin.

Mantan Pembantu Rektor I UMK mengemukakan hal itu, berkaitan dengan wacana penyatuan partai Islam.

Sebelumnya Ketua Dewan Pertimbangan MUI., Prof Din Syamsuddin pada Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) ke-7, mendorong agar umat Islam mencetuskan satu partai politik Islam sebagai kendaraan politik umat yang mayoritas di Indonesia ini.

Menurut Ahmad Atang, faktor lain adalah ada fenomena praktik politik belah bambu, yang membuat konflik politik umat Islam tidak pernah berkesudahan.

Selain adanya jarak sosial antara aktor politik simbolik dan umat Islam, katanya Ahmad Atang.

Kondisi ini, katanya diperparah oleh perilaku politik elit partai Islam, yang tidak memcerminkan akhlak Islami dalam berpolitik.

Begitu juga sulit menyatukan kekuatan Islam aliran ke dalam satu wadah, antara NU, Muhammadiyah, Persis, dan adanya dikotomi Islam tradisional dan Islam modernis, katanya.

Karena itu, wacana penyatuan partai Islam bagi saya tidak akan terwujud sepanjang umat masih terbelah.

"Politik adalah pilihan dan bukan takdir, sehingga menghadirkan partai Islam untuk dipilih masih jauh dari harapan," kata Ahmad Atang
.
Dia menambahkan, tokoh-tokoh sekaliber Muhammad Natsir, Idam Khalik, Lukman Harun yang sangat Istikomah dalam perjuangan politik dan komitmen keumatan yang tidak diragukan saja tidak sanggup menyatukan politik umat.

Tokoh-tokoh tersebut disegani oleh kawan maupun lawan karena kenegarawannya, ternyata tidak dapat menghadirkan partai Islam sebagai alat perjuangan.

Justeru menimbulkan perpecahan internal yang sulit disatukan hingga hari ini.

"Elit politisi Islam hari ini, juga tidak memiliki rekam jejak yang benar-benar menyatu dengan umat, maka akan sangat sulit bagi terbangunnya sebuah partai politik Islam," tanya.

Baca juga: Din Syamsuddin tawarkan umat Islam mengambil opsi politik

Baca juga: Pengamat: pembagian kursi menteri sesuai proporsionalitas suara parpol

Baca juga: Pengamat: Empat modal yang dibutuhkan Gelora, parpol sempalan PKS

Baca juga: Penyatuan parpol Islam tak berikan garansi kemenangan di pemilu

Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2020