100 TKA Bintan Alumina tertahan di China

2 Maret 2020 18:13 WIB
100 TKA Bintan Alumina tertahan di China
Pelabuhan yang dibangun PT Bintan Alumina Indonesia di Perairan Galang Batang, Bintan, Kepri. (ANTARA/Nikolas Panama)
Sekitar 100 orang pekerja asing PT Bintan Alumina Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, tertahan di China sejak sekitar sebulan yang lalu.

Direktur PT Bintan Alumina Indonesia (BAI), Santoni, yang dihubungi di Tanjungpinang, Senin, mengatakan para pekerja itu awalnya hanya ingin menikmati cuti dan bertemu keluarga di China, namun tidak dapat kembali bekerja karena Pemerintah Indonesia menolak warga asing yang mengunjungi China untuk mencegah penularan Covid-19 (virus corona).

Para pekerja asal China yang tidak dapat bekerja kembali di PT BAI tersebut memiliki keahlian khusus terutama dalam menggunakan teknologi. Akibatnya, sejumlah pekerjaan di perusahaan besar itu tidak dapat diselesaikan dalam waktu cepat.

"Ada beberapa pekerjaan di lokasi menjadi tertunda. Kami harus mencari tenaga lain," ucapnya.

Baca juga: Polisi pastikan TKA China tewas di Bintan bukan karena corona

Baca juga: Harus bebas COVID-19, tujuh TKA jalani karantina di Sukabumi

Baca juga: 12 TKA asal China di Siak bebas virus COVID-19, sebut Imigrasi


Santoni mengatakan pekerja asal China di PT BAI sekitar 400 orang. Mereka tidak dapat pulang ke negaranya jika masih ingin bekerja kembali di PT BAI.

Sebagian pekerja yang sudah hampir habis masa ijin tinggal sudah mengajukan permohonan ke Kantor Imigrasi. Mereka akan mengajukan ijin tinggal di Bintan sampai kondisi negaranya normal.

"Saat ini kondisi para pekerja baik-baik saja. Mereka sehat," ucapnya.

Santoni mengatakan, target investasi PT BAI mencapai Rp30 triliun. Sementara realisasi investasi di-KEK yang telah dilaporkan kepada pemerintah mulai tahun 2017-Januari 2020 sebesar Rp4,9 triliun.

"Modal usaha yang dikeluarkan perusahaan terus bertambah. Tahun ini bisa mencapai belasan triliun rupiah," ujarnya.

Santoni menjelaskan saham di PT BAI bukan hanya milik pengusaha asal China, tetapi juga dari Malaysia dan Indonesia. Saham terbesar dikuasai oleh pengusaha asal China.

"Yang paling kecil dari Indonesia," katanya.*

Baca juga: Dinkes Sukabumi akan periksa kesehatan seluruh TKA China

Baca juga: Habis mudik, belasan TKA asal China diisolasi Dinkes Batang

Baca juga: Terkait TKA di Meikarta, Imigrasi sebut 947 WNA asal China di Bekasi

Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020