Kanada merupakan mitra dagang tradisional ASEAN, sehingga Indonesia mengundang Kanada untuk memperluas cakupan kerja sama melalui finalisasi ASEAN–Canada FTA, kata Duta Besar RI untuk Kanada Abdul Kadir Jailani, menurut keterangan tertulis KBRI Ottawa yang diterima di Jakarta, Selasa.
Pernyataan tersebut disampaikan Dubes RI dalam kesempatan sebagai pembicara pada sesi diskusi terbatas mengenai "Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-Kanada: Potensi dan Manfaat" di Ottawa pada 2 Maret 2020.
Pertemuan itu dihadiri oleh 93 orang undangan dari kalangan asosiasi pengusaha, pejabat pemerintah, kalangan akademisi dan pejabat dari kedutaan besar negara-negara ASEAN.
Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh KBRI Ottawa bekerja sama dengan Export Development Canada, suatu BUMN untuk kredit ekspor milik Kanada.
Pertemuan tersebut juga dihadiri sejumlah pembicara lain, yaitu Wakil Dubes/Kuasa Usaha Ad-Interim Kedubes Vietnam di Ottawa Huong Tra Nguyen, Direktur Kebijakan dan Perundingan Perdagangan Kemlu Kanada Jay Allen, dan Ketua Dewan Bisnis Kanada–ASEAN Jean Charest.
Pada kesempatan itu, Jean Charest menegaskan bahwa Kanada memiliki banyak aspek yang mendukung ke arah pemanfaatan ASEAN-Canada FTA, termasuk sistem keuangan dan perbankan yang handal, perekonomian yang berbasis pada teknologi informasi dan sistem digital, dana pensiun yang berlimpah yang dapat ditujukan untuk pembangunan infastruktur serta kedudukan geografis Kanada sebagai pintu masuk untuk pasar AS.
Sementara itu, Direktur Kebijakan dan Perundingan Perdagangan Kemlu Kanada Jay Allen menyatakan bahwa perhatian Kanada terhadap pasar Asia sudah ada, namun pendekatan yang diambil adalah melalui kerja sama pembangunan.
Untuk itu, Pemerintah Kanada telah meluncurkan berbagai inisiatif yang bertujuan untuk membangun akses pasar, termasuk mengembangkan program pelatihan, penunjukan komisioner perdagangan, fasilitasi untuk ekspor dan dukungan untuk investasi luar negeri.
Wakil Dubes Vietnam untuk Kanada Huong Tra Nguyen menekankan pentingnya Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN–Kanada sebagai suatu mekanisme untuk memperkuat posisi ASEAN dalam konteks jejaring rantai pasokan dan rantai nilai global, termasuk bagi Kanada.
Baca juga: ASEAN - Kanada sepakat majukan peran UMKM
Dia juga menyampaikan bahwa ASEAN-Canada FTA adalah wujud konkret pembentukan norma dalam perdagangan multilateral yang selama ini didorong oleh Kanada di banyak forum global.
Selanjutnya, Dubes RI untuk Kanada Abdul Kadir Jailani menunjukkan statistik mengenai manfaat yang dapat diambil oleh ASEAN dan Kanada dari skema ASEAN-Canada FTA.
Dia menjelaskan bahwa baik ASEAN maupun Kanada berpotensi untuk mendapatkan tambahan PDB riil dari implementasi perjanjian perdagangan bebas tersebut.
ASEAN diperkirakan akan mendapatkan sekitar 39,36 miliar dolar AS, sementara Kanada diperkirakan akan mencetak tambahan PDB riil sekitar 5,11 miliar dolar AS.
Masing-masing pihak mendapatkan manfaat dari kalkulasi penghapusan tarif, pengurangan Tindakan Non-Tarif (Non-Tariff Measures /NTMs) dan fasilitasi perdagangan dengan asumsi skenario liberalisasi secara penuh.
Dubes Jailani lebih lanjut menjelaskan bahwa perjanjian perdagangan bebas bukan hanya terkait dengan barang dan jasa, tetapi juga sejumlah hal lain yang menyangkut tata kelola, peraturan serta budaya dan perspektif sosial.
Untuk itu, dia juga memaparkan tentang potensi kesenjangan pandangan antara ASEAN dan Kanada, termasuk mengenai investasi, e-commerce, pergerakan penduduk (movement of natural persons), jasa keuangan, hak-hak intelektual dan isu lingkungan serta masyarakat adat.
Baca juga: ASEAN perdalam studi kelayakan perdagangan bebas dengan Kanada
Baca juga: Kopi Indonesia dipamerkan di Amerika dan Kanada
Baca juga: Kanada sediakan beasiswa 10 juta dolar Amerika Serikat untuk ASEAN
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020