• Beranda
  • Berita
  • Kurang konsumsi sayur sebabkan mudah cemas, benarkah?

Kurang konsumsi sayur sebabkan mudah cemas, benarkah?

4 Maret 2020 13:46 WIB
Kurang konsumsi sayur sebabkan mudah cemas, benarkah?
Ilustrasi stres dan panik (ANTARA/Shutterstock)
Anda mudah merasa cemas, apalagi di tengah kasus infeksi virus corona baru atau COVID-19 seperti saat ini? Coba perhatikan apakah konsumsi sayuran dan buah Anda kurang atau tidak.

Sebuah studi dalam International Journal of Environmental Research and Public Health menunjukkan, orang yang mengonsumsi buah dan sayur kurang dari tiga porsi setiap hari berisiko 24 persen lebih tinggi kena gangguan kecemasan.

Kurangnya konsumsi makanan sehat meningkatkan lemak tubuh yang berujung bertambahnya risiko peradangan lalu gangguan kecemasan.

Baca juga: Tahu informasi corona justru bikin cemas? Coba lakukan ini

Baca juga: Tips supaya anak tak stres usai mendapat informasi COVID-19


Untuk sampai pada kesimpulan itu, para peneliti menganalisis data dari Canadian Longitudinal Study on Aging yang melibatkan 26.991 orang berusia 45 dan 85 tahun.

Menurut peneliti, jika kadar lemak tubuh seseorang naik hingga di atas 36 persen, kemungkinan dia terkena gangguan kecemasan bisa 70 persen.

Temuan ini menekankan, selain komposisi tubuh, gangguan kecemasan juga bisa dipengaruhi berdasarkan jenis kelamin, status perkawinan, pendapatan dan masalah kesehatan lainnya.

Wanita lebih rentan mengalaminya ketimbang pria. Bahkan, satu dari sembilan wanita diyakini memiliki gangguan kecemasan dibandingkan dengan satu dari 15 pria.

Selain kecemasan, diet yang buruk juga dapat menyebabkan perubahan suasana hati, khususnya di sekitar musim dingin, dan di tempat-tempat yang hanya mendapatkan sedikit sinar matahari.

Sementara itu, gangguan kecemasan umumnya mencakup gangguan stres pascatrauma dan serangan panik, hingga gangguan obsesif kompulsif dan fobia sosial, demikian seperti dilansir Indian Express.

Baca juga: Tips cegah paparan virus di kendaraan umum

Baca juga: Beredar deteksi COVID-19 lewat tes fisik, ini klarifikasi dokter

Baca juga: Psikolog: Penyebaran identitas pasien corona bisa membuat trauma

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020