21 warga NTT meninggal akibat DBD

4 Maret 2020 18:24 WIB
21 warga NTT meninggal akibat DBD
Bupati Sikka, Nusa Tenggara Timur, Fransiskus Roberto Diogo ketika melihat secara langsung kondisi para pasien DBD yang menjalani perawatan di RSUD TC Hiler, Kabupaten Sikka. ANTARA/ Humas Kabupaten Sikka
Sebanyak 21 orang warga di Provinsi Nusa Tenggara Timur meninggal akibat serangan penyakit demam berdarah dengue yang melanda daerah ini selama Januari-Maret 2020.

Berdasarkan data pada Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur yang diperoleh Rabu, penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang melanda enam kabupaten/kota dengan 1.831 kasus dan  21 orang meninggal dunia.

Enam daerah yang sedang dilanda serangan penyakit DBD di Nusa Tenggara Timur yaitu Kabupaten Sikka yang sudah dalam status KLB DBD memiliki 1.057 kasus dengan 11 orang meninggal.

Sementara Kota Kupang memiliki 300 kasus dan 4 orang penderita DBD meninggal. Pada 2019 lalu Kota Kupang berstatus KLB DBD dengan jumlah penderita meninggal mencapai 8 orang.
Baca juga: Tiga kabupaten di NTT tetapkan KLB demam berdarah
Baca juga: Pemprov NTT turunkan tim pantau serangan DBD di Sikka


Sedangkan Kabupaten Lembata mencapai 200 kasus dan dua penderita meninggal akibat serangan penyakit DBD.

Demikian pula di Kabupaten Alor tercatat 98 kasus dan dua orang penderita meninggal dan Kabupaten Belu tercatat 136 kasus dan dua penderita DBD meninggal.

Sedangkan Kabupaten Sumba Timur yang pernah mengalami KLB DBD pada tahun 2019 saat ini hanya memiliki 28 kasus tanpa ada penderita DBD meninggal.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, dr. Retnowati secara terpisah mengatakan, wilayah Kota Kupang yang terdiri dari enam kecamatan semuannya sudah terpapar kasus DBD.

"Kecamatan Maulafa merupakan daerah yang memiliki kasus DBT tertinggi dengan jumlah penderita yang meninggal mencapai 3 orang," kata Retnowati.
Baca juga: Kasus DBD di beberapa daerah Indonesia meningkat, kata Kemenkes
Baca juga: Untuk tangani DBD, RSUD Komodo-NTT kekurangan tenaga kesehatan

 

Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020