Tadi mengenai masalah lifting minyak. Produksi minyak kita, lapangan-lapangan kita kan sudah menurun. Memang kita punya target dalam 10 tahun bisa mengembalikan produksinya menjadi 1 juta barel per hari
Presiden RI Joko Widodo menggelar rapat terbatas terkait Peningkatan Produksi Minyak Bumi Nasional dan Penataan Ekosistem Program Ketenagalistrikan, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan, dalam dua rapat terbatas yang berlangsung tertutup itu, dibahas mengenai masalah lifting minyak dan masalah kelistrikan.
"Tadi mengenai masalah lifting minyak. Produksi minyak kita, lapangan-lapangan kita kan sudah menurun. Memang kita punya target dalam 10 tahun bisa mengembalikan produksinya menjadi 1 juta barel per hari," ungkap Arifin di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Solar lampaui kuota, Menteri ESDM gandeng Polri awasi distribusi BBM
Dia mengatakan Indonesia harus melakukan banyak langkah untuk bisa meningkatkan produksi, antara lain pertama, mempertahankan tingkat produksi lapangan-lapangan yang ada.
Kemudian juga melakukan program reserves to production, di mana sumber-sumber yang terdeteksi potensi jumlahnya bisa segera berproduksi.
Selain itu, juga program untuk melakukan recovery antara lain, steamflood chemical enhanced oil recovery.
"Kemudian eksplorasi di lapangan-lapangan yang baru, yang sudah dideteksi agar bisa cepat berproduksi. Dan ini bisa dilakukan dalam jangka waktu 10 tahun targetnya," ujar Arifin menjelaskan.
Baca juga: Menteri ESDM tindak lanjuti soal penyimpangan distribusi BBM subsidi
Dia mengatakan Indonesia juga masih memiliki 13.000 bekas lubang pengeboran yang sudah ditinggalkan. Apabila lubang itu diaktivasi kembali, Indonesia masih bisa berharap tambahan produksi minyak.
"Tadi 13.000 kan jumlahnya banyak, kita perlu memobilisasi tenaga ahli, peralatan, dan sebagainya untuk bisa mengoptimalkan produksinya. Ini mengenai program peningkatan produksi minyak kita," tuturnya.
Sementara itu terkait masalah kelistrikan, Arifin menyampaikan Indonesia saat ini dalam proses penyelesaian proyek pembangkit listrik 35.000 MW.
Dia menyampaikan apabila semua sudah berproduksi maka Indonesia akan mengalami kelebihan suplai.
Baca juga: Menteri ESDM jamin stok BBM aman
"Karena dulu asumsi pertumbuhan konsumsi listrik kan di level 6,5 persen. Tapi pada saatnya sekarang kondisinya tidak seperti itu," ujar dia.
Dia menekankan dibutuhkan strategi baru untuk bisa mengoptimalkan penyerapan listrik dari sumber-sumber yang baru beroperasi, antara lain dengan mempercepat program elektrifikasi.
Selain itu turut dibahas mengenai upaya mengisi kebutuhan listrik yang ada di kawasan industri.
"Jangan sampai ada yang memanfaatkan atau membangun sumber listrik sendiri. Kemudian juga ada alternatif lain, antara lain mengganti pembangkit-pembangkit yang sudah tua dan tidak efisien serta tak ramah lingkungan dengan sumber yang baru. Ke depannya, setelah program 35.000 MW, semuanya akan fokus pada sumber energi baru dan terbarukan," ucap dia.
Baca juga: Menteri ESDM sebut peluncuran B30 hari ini hanya memperkenalkan
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2020