Anggota Komisi VI DPR RI yang membidangi BUMN dan UMKM, Mufti Anam mendorong bank-bank milik pemerintah lebih ekspansif dalam menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR).Percepatan dan optimalisasi penyaluran KUR menjadi aliran darah segar sebagai salah satu solusi untuk ekonomi rakyat,
"Bank-bank BUMN harus lebih gencar menyalurkan KUR. Apalagi dalam situasi ekonomi yang sulit saat ini, dengan ancaman virus corona, KUR berperan menggerakkan ekonomi rakyat," ujar Mufti saat mengecek realisasi penyaluran KUR di Bank Mandiri Cabang Pasuruan, Rabu.
Dia memaparkan, virus corona membawa dampak negatif yang tak ringan di perekonomian di antaranya masyarakat menjadi takut beraktivitas dan bepergian. Hal itu akan berujung pada minimnya perputaran uang, sehingga permintaan barang dan jasa bakal melorot serta ekonomi rakyat berpotensi terpukul.
"Percepatan dan optimalisasi penyaluran KUR menjadi aliran darah segar sebagai salah satu solusi untuk ekonomi rakyat," kata politisi PDI Perjuangan ini.
Baca juga: Penurunan suku bunga KUR bakal dorong penambahan debitur
Selain mengecek langsung pelayanan penyaluran KUR di kantor cabang bank pelat merah, Mufti juga mengunjungi sejumlah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) penerima KUR.
"Kami ingin memastikan tak ada debitur maupun calon debitur KUR yang kesulitan. KUR ini program pemerintah. Kalau ada bank BUMN yang menyalahi aturan normatif, misalnya ada yang mensyaratkan agunan, laporkan saja," ujarnya.
Mufti menegaskan bank-bank BUMN tak boleh setengah-setengah dalam menyukseskan KUR karena Presiden Jokowi terus menurunkan suku bunga KUR hingga 6 persen per tahun.
Presiden Jokowi, kata dia, juga menaikkan target KUR menjadi Rp190 triliun pada 2020, naik dibandingkan 2019 sebesar Rp 140 triliun dan limit KUR mikro pun dinaikkan dari Rp25 juta menjadi Rp50 juta per nasabah.
"Jadi kalau ada bank BUMN di lapangan mempersulit seperti meminta jaminan, berarti mereka tidak patuh pada arahan Presiden Jokowi," katanya
Mufti juga meminta bank-bank BUMN, mulai Bank Mandiri, BRI, BNI, dan BTN untuk aktif menyalurkan KUR Produktif kepada UMKM yang memproduksi barang.
Baca juga: NTT peroleh dana KUR pertanian Rp1 triliun
Secara nasional, lanjut dia, penyaluran KUR produktif selama ini sangat jarang memenuhi target penyaluran. Kebanyakan KUR disalurkan untuk sektor perdagangan, eceran, dan jasa. Demikian pula KUR pertanian dan kelautan yang harus terus didorong.
"Selama ini, bank BUMN ragu masuk ke mikro pertanian karena sangat sensitif pada perubahan cuaca dan serbuan hama. Semestinya kan tantangan itu dicari solusinya, bukan malah seolah enggan gencar ke KUR pertanian. Perkuat kolaborasi dengan Dinas Pertanian, Kementerian Pertanian, BUMN pupuk, BPPT, dan sebagainya," katanya.
Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020