• Beranda
  • Berita
  • BMKG prakirakan siklus musim kemarau di Sumsel kembali normal

BMKG prakirakan siklus musim kemarau di Sumsel kembali normal

5 Maret 2020 13:46 WIB
BMKG prakirakan siklus musim kemarau di Sumsel kembali normal
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Klas I Kenten Palembang, Nandang Pangaribowo, Kamis (5/3) (ANTARA/Aziz Munajar/20)

kembali normal, tidak mundur ataupun maju

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memprakirakan siklus musim kemarau dan hujan pada 2020 di Wilayah Sumatera Selatan kembali normal sesuai data 30 tahun terakhir.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Klas I Kenten Palembang, Nandang Pangaribowo, Kamis, mengatakan prediksi tersebut berdasarkan hasil rapat BMKG pusat terkait prakiraan musim.

"Perkiraannya musim kemarau tahun ini di Sumsel masuk pada Mei dasarian III hingga Juni dasarian II atau kembali normal, tidak mundur ataupun maju," ujar Nandang kepada Antara.

Baca juga: BMKG prediksikan musim kemarau 2020 normal
Baca juga: BMKG: Pencegahan banjir sebaiknya sedari kemarau


Menurut dia normalnya siklus musim kemarau akan berdampak positif yakni menormalkan awal masuk musim hujan pada Oktober dasarian I 2020, normalnya siklus musim memberi keuntungan bagi Sumsel khususnya terkait karhutla.

Sebelumnya pada 2019 musim kemarau mundur cukup lama hingga dasarian III Juni sehingga musim hujan juga mundur sampai November dasarian III, akibatnya kekeringan terjadi lebih panjang dan memicu bencana kebakaran hutan serta lahan.

Kondisi yang sama terjadi pada 2015 saat musim kemarau dan hujan juga mundur hingga III dasarian dari kondisi normal, dampaknya terjadi kebakaran hutan dan lahan esktrem yang ikut dipicu fenomena el nino.

Baca juga: Jumlah titik panas indikasi karhutla di Riau melonjak jadi 78
Baca juga: BMKG prediksi cuaca ekstrem hingga 7 Maret 2020


"Tetapi prakiraan normal ini bisa patah jika terjadi anomali dinamika atmosfer yang dipengaruhi aktifitas badai di belahan bumi bagian utara," jelas Nandang.

Sebab badai di utara mempengaruhi badai di Laut Cina Selatan dan badai di Samudera Hindia, sementara kedua badai tersebut yang menentukan awal masuk musim hujan dan kemarau di Sumsel.

Seperti kondisi saat ini, lanjut Nandang, Angin Munson China yang membawa banyak uap air berhembus dari utara menuju selatan dan membuat wilayah Sumsel sedang berada pada puncak musim hujan.

"Nanti akhir April gantian Angin Munson Australia yang kondisinya kering berhembus dari selatan ke utara, dampaknya pertumbuhan awan hujan di Sumsel akan berkurang lalu masuklah musim kemarau akhir Mei," kata Nandang.

Baca juga: BMKG: Hujan di NTT dipicu tekanan rendah di pesisir Australia
Baca juga: Lima titik api di kawasan barat dan selatan Aceh terdeteksi BMKG

Pewarta: Aziz Munajar
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020