Korban sempat dirawat di Rumah Sakit Universitas Lausanne yang terletak di wilayah Vaud, mulai Selasa (3/3). Otoritas setempat menyebut dia merupakan pasien dengan risiko tinggi yang menderita penyakit kronis.
Hingga saat ini, Swiss telah mengonfirmasi sebanyak 58 kasus infeksi COVID-19. Negara ini memiliki riwayat perjalanan warga ke Italia, di mana 3.000 orang lebih didiagnosis terjangkit virus corona dengan 107 kasus kematian, juga Prancis dan Jerman yang mengalami kondisi wabah serupa.
Otoritas kesehatan Swiss menyebut pada Rabu (4/3) bahwa sejauh ini kebanyakan anak muda yang terinfeksi COVID-19, namun mereka cenderung menularkan pada orang tua dengan kondisi tubuh yang lebih rentan.
Pemerintah Swiss telah melarang kegiatan besar yang kemungkinan dihadiri oleh lebih dari seribu orang dan mengimbau agar orang-orang saling menjaga jarak, menghindari jabat tangan, serta menahan diri agar tidak melakukan salam kecupan yang sudah menjadi tradisi.
Sementara itu, perusahaan-perusahaan besar juga menerapkan kebijakan untuk mencegah penyebaran dan penularan virus corona, seperti UBS dan Nestle yang memberlakukan larangan berpergian, serta perusahaan parfum Givaudan yang memilih menutup lokasi kerja di dekat kota Zurich setelah ada pegawainya yang terinfeksi.
Sumber: Reuters
Baca juga: Setop cium pipi, kata menteri Swiss tentang penyebaran virus corona
Baca juga: Karyawan Google di Swiss positif corona
Baca juga: Swiss laporkan kasus pertama corona
Pewarta: Suwanti
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020