Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan sedang memeriksa 227 orang yang masuk dalam kategori Pasien Dalam Pengawasan (PDP) penyakit saluran pernafasan yang disebabkan virus corona jenis baru (COVID-19).Ruang isolasi tidak dimaknai seperti di RS rujukan pusat dan tertinggi. Ruang isolasi hanya memisahkan yang sakit dan lingkungannya, tempat fasilitas untuk memisahkan pasien (yang diduga terkena COVID-19, red.) dengan pasien lain
"Sampai tadi malam pukul 18.00 WIB kita terima 227 spesimen yang dikirim dari 61 RS di 25 provinsi. Ini kasus Pasien Dengan Pengawasan, dari keseluruhan ini sudah termasuk dua kasus positif, yaitu kasus 1 dan 2 yang sudah di RS," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes yang juga juru bicara penanganan COVID-19 Achmad Yurianto di Kantor Staf Kepresidenan di Jakarta, Jumat.
Jumlah tersebut bertambah dari Kamis (5/3) yang 156 spesimen dari 35 RS di 23 provinsi.
"Dari 227 tersebut juga ada 13 kasus 'suspect' yang sudah berada di RS dan dalam kondisi diisolasi, sedangkan sisa lainnya negatif," kata dia.
Dari 13 orang yang masuk dalam kategori "suspect", ada empat orang yang sempat melakukan kontak dekat dengan kasus 1 dan 2 di Depok. Keempatnya juga memiliki tanda-tanda influenza sedang dengan suhu tubuh 37,6 derajat Celcius dan dirawat di RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso.
Istilah "suspect" adalah orang-orang yang mempunyai riwayat kontak dekat dengan mereka yang terkonfirmasi positif COVID-19 serta mengalami gejala influenza, seperti batuk, pilek, panas, dan sesak nafas.
"Dari 227 PDP ini mereka adalah orang-orang dengan riwayat perjalanan ke negara lain dan kemudian jadi sakit meski 'close contact' dengan kasus positif tidak jelas," ungkap Yurianto.
Baca juga: Kemenkes: Kondisi pasien kasus 1dan 2 virus corona membaik
Dia mengatakan rumah sakit-rumah sakit di daerah juga sudah memiliki ruang isolasi meski standarnya tidak sama dengan rumah sakit rujukan pusat, yaitu RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, RS Persahabatan, dan RS Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto.
"Ruang isolasi tidak dimaknai seperti di RS rujukan pusat dan tertinggi. Ruang isolasi hanya memisahkan yang sakit dan lingkungannya, tempat fasilitas untuk memisahkan pasien (yang diduga terkena COVID-19, red.) dengan pasien lain, jadi hanya butuh satu ruang jadi RS dan RS di daerah pasti mampu," kata dia.
Jika sebelumnya pemeriksaan spesimen dilakukan di Balitbangkes, maka kini pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) terhadap spesimen sudah bisa dilakukan di empat BBTKL (Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan) dan enam BTKL (Balai Teknik Kesehatan Lingkungan) di Indonesia.
BBTKL terdapat di Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Banjarbaru, sedangkan BTKL terdapat di Batam, Medan, Palembang, Makassar, Manado, dan Ambon.
Indonesia memiliki dua kasus positif COVID-19 yang dinamakan kasus 1 dan kasus 2, yaitu seorang ibu berusia 64 tahun dan anaknya berusia 31 tahun di Depok, Jawa Barat. Keduanya sejak 1 Maret 2020 dirawat di RS Penyakit Infeksi Sulianti Suroso.
Hingga Jumat (6/3), pukul 08.00 WIB, terkonfirmasi di dunia 98.038 orang yang terinfeksi virus corona dengan 3.349 kematian, sedangkan sudah ada 53.820 orang yang dinyatakan sembuh. Kasus di China mencapai 80.426 kasus, di Korea Selatan 6.088 kasus, di Italia 3.858 kasus, di Iran 3.513. Tingkat kematian di Italia menjadi yang paling tinggi di luar China yaitu 148 kematian dibandingkan dengan kasus yang positif, sedangkan di China ada 3.013 orang meninggal dunia karena virus tersebut. Hingga saat ini, sudah 65 negara, termasuk Indonesia, mengonfirmasi kasus positif COVID-19 di negaranya.
Baca juga: Yurianto sebut perubahan perjalanan COVID-19 buat penyebaran meluas
Baca juga: Pemerintah tambah 10 laboratorium pemeriksaan COVID-19
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020