"Beberapa masyarakat, bahkan beberapa institusi, meminta pegawainya yang setelah melakukan perjalanan ke luar negeri untuk mendapatkan surat keterangan bebas corona. Ini menurut kami tidak perlu," kata Yurianto di Jakarta, Jumat.
Yurianto mengatakan surat keterangan bebas corona dalam konteks tersebut tidak ada manfaatnya. Dia menekankan persoalan besarnya adalah mengendalikan penyebaran virus di lingkungan masyarakat.
Dia mengatakan munculnya penyakit virus corona saat ini tidak disertai dengan tanda-tanda klinis yang terlalu berat.
Gejala penyakit corona saat ini cenderung menyerupai gejala influenza sedang bahkan ringan yang kemudian berpotensi untuk semakin cepat menyebar ke banyak negara.
"Karena memang orang pada umumnya tidak merasa sakit. Ini lah tantangan besar kita untuk masyarakat. Sehingga kekuatan besarnya adalah bagaimana kita bersama-sama membangun edukasi di masyarakat agar bisa mengendalikan diri untuk tidak menjadi sakit dan tidak menjadi panik, serta tidak melakukan tindakan-tindakan irasional," jelas dia.
Baca juga: Dua lagi WNI yang dirawat di Jepang terkait corona, dinyatakan sembuh
Dia menekankan corona bukan penyakit baru. Corona menurutnya sebuah penyakit influenza, hanya saja virus penyebabnya yang baru.
"Kemudian juga tidak terlalu penting kita anggap sebagai suatu yang sangat berbahaya. Karena kalau dilihat dari angka kematiannya juga masih di kisaran 2-3 persen jika dibandingkan dengan Mers atau kita bandingkan dengan SARS yang jauh lebih tinggi," kata Yurianto.
Sejauh ini pemerintah menilai dalam kultur masyarakat Indonesia, publik sudah tahu dan mampu melaksanakan upaya pencegahannya. Sebab sejak dulu masyarakat Indonesia sudah sering berhadapan dengan influenza di mana sebagian masyarakat sudah memahami untuk mengurangi kegiatan fisik ketika terserang influenza.
"Kalau anak sekolah sedang influenza biasanya kita mintakan izin tidak masuk sekolah, kita suruh istirahat, kita lengkapi dengan masker, kita beri makanan yang bergizi, dan kemudian kita mengawasi dia. Hal-hal ini sudah tepat dan baik," jelasnya.
Baca juga: Pakar: Cuci tangan kurangi bakteri tapi tidak membunuh virus
Baca juga: Polda NTB: Jangan bermain hoaks corona
Baca juga: Lima persen tempat tidur RS rujukan DKI khusus untuk Corona
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2020