"Kami ke Pariaman untuk belajar kebudayaan di Pariaman karena memiliki kesamaan dengan Malaysia, salah satunya yaitu silat," kata Muhammad Syukran Bin Azman, pelajar Malaysia yang ikut belajar silat di Pariaman, Jumat malam (6/3).
Menurut dia, silat di Sumatera Barat lebih agresif dari pada silat di Malaysia. "Bagi kami baik silat Malaysia maupun Sumbar sama-sama menariknya," katanya.
Guru Besar Perguruan Silat Harimau Putih Rumah Gadang Pauh Rajo Bijo Kota Pariaman Vedrik Hengky Rajo Bijo mengatakan Minangkabau dan Malaysia memiliki banyak persamaan.
"Jadi dasar silat itu dari Datuk Panglima Kumbang yang memiliki lima aliran silat harimau yang salah satunya alirannya dibawa ke Malaysia yaitu balang tigo atau belang tiga," ujarnya.
Menurut riwayat, ia menjelaskan, aliran silat tersebut dibawa ke Malaysia oleh Pandeka Gagok yang merupakan hulu balang dari Puti Maninggo atau Puti Angin.
Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia Kota Pariaman Febrian Mirdani mengatakan bahwa pelajar Malaysia mengunjungi Pariaman dari 3 sampai 7 Maret dalam program Asian Cultural Heritage kerja sama pemerintah Malaysia dan Indonesia.
Selama lima hari di Pariaman, mereka hanya dua hari menginap di hotel, sisanya menginap di rumah orang tua angkat di Pariaman.
"Selama tiga hari inilah pelajar efektif belajar kebudayaan warga Kota Pariaman," kata Febrian.
Ia menambahkan, orang tua angkat yang rumahnya disinggahi pelajar Malaysia pekerjaannya beragam, mulai dari nelayan, petani, pedagang di pasar, hingga pedagang kudapan khas Pariaman.
"Jadi sebagai anak tentu mereka juga melihat aktivitas orang tuanya dan mencoba apa yang dilakukan orang tuanya. Ya paling tidak mengantarkan orang tuanya pergi ke tempat kerja," ujar dia.
Baca juga:
Makna di balik pakaian dan gerakan pesilek Minangkabau
Pelestarian Silek Tradisi butuh dukungan pemerintah
Pewarta: Altas Maulana
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020