Universitas Indonesia (UI) menyatakan bahwa berdasarkan tracer study yang dilakukan Program Pendidikan Vokasi UI tahun 2019 menyebutkan bahwa daya serap lulusan Okupasi Terapi (OT) Vokasi UI adalah 100 persen.Lulusan kami sebagian besar langsung diikat oleh instansi magang mereka, ada pula yang memperoleh pekerjaan di tempat yang berbeda dari lokasi magang
Ketua Program Studi OT Vokasi UI Gunawan Wicaksono di Kampus UI Depok, Sabtu mengatakan para mahasiswa OT di Vokasi UI memiliki keahlian penanganan okupasi terapi pada ruang lingkup pediatri (anak), geriatri (lansia), psikososial (gangguan jiwa), gangguan fisik, dan kesehatan kerja.
"Lulusan kami sebagian besar langsung diikat oleh instansi magang mereka, ada pula yang memperoleh pekerjaan di tempat yang berbeda dari lokasi magang," katanya.
Selain itu, program beasiswa dari mitra Prodi OT Vokasi UI juga memberi kesempatan mahasiswa untuk berkarir di rumah sakit/klinik yang bermitra.
Ia menyebut salah satunya dengan Hermina Group, di mana mereka memberikan beasiswa kepada mahasiswa yang duduk di semester 5 dan 6 untuk kemudian bekerja di jaringan rumah sakit yang dimilikinya.
Menurut dia seluruh lulusan Prodi OT diserap di dunia kerja dalam waktu 0-3 bulan dari waktu mereka lulus, bahkan 80 persen di antaranya telah terikat dinas dengan industri saat mereka masih berkuliah semester 5 dan 6 atau belum lulus.
Bagi siswa SMA sederajat yang ingin menjadi tenaga ahli profesional tingkat madya di bidang OT, kata dia, maka Prodi OT Vokasi UI menjadi pilihan tepat.
Profesi ini terbilang sangat langka di Indonesia mengingat hanya ada dua pendidikan tinggi yang memiliki jurusan ini, namun kebutuhan akan tenaga ahli OT sangat mendesak.
Ia menjelaskan UI telah memiliki Pordii OT sejak tahun 1997 dan pada tahun 2008 masuk di bawah naungan Vokasi UI. Nantinya, pada penerimaan mahasiswa baru UI tahun ajaran 2020/2021 bulan Juni 2020, Vokasi UI juga akan membuka dan menerima mahasiswa untuk program Sarjana Strata Satu Terapan (D4).
"OT merupakan salah satu profesi kesehatan yang membantu individu yang mengalami keterbatasan baik fisik atau mental untuk mampu mandiri di tiga area, yaitu produktivitas, aktivitas keseharian dan pemanfaatan waktu luang," katanya.
Selain melaksanakan terapi, lulusan OT Vokasi UI juga mampu membuat alat bantu bagi pasien seperti alat bantunya seperti splint, modifikasi alat makan, dan sebagainya.
Ia menambahkan lulusan OT sangat dibutuhkan di pelayanan kesehatan. Animo kebutuhan tenaga kesehatan di bidang OT masih sangat tinggi karena dalam kondisi ideal 1 orang pasien perlu ditangani sekurangnya selama 60 menit.
Regulasi juga mengatur bahwa setiap rumah sakit minimal tipe C, klinik, Sekolah-sekolah Inklusi, sekolah anak berkebutuhan khusus, dan yayasan yang bergerak di bidang geriatric harus memiliki layanan okupasi terapi.
"Kehadiran Prodi Okupasi Terapi Vokasi UI mampu mencetak lulusan yang mumpuni dalam melatih seseorang yang memiliki gangguan fisik serta jiwa agar mandiri dalam menjalani kehidupan sehari-hari atau activity day living," demikian Gunawan Wicaksono.
Baca juga: 99 persen wisudawan Pendidikan Vokasi UI lulus tepat waktu
Baca juga: Antisipasi bencana, Vokasi UI ingatkan pentingnya kelola arsip vital
Baca juga: Empat dosen Vokasi Humas UI mengajar di Malaysia
Baca juga: Vokasi UI berdayakan masyarakat di Geopark Gunung Pongkor
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020