Perusahaan manajer investasi, Danareksa Investment Management (DIM) menyebutkan tidak ada rush atau penarikan modal di reksa dana saham sebagai imbas merebaknya COVID-19 meski unit penyertaannya turun dari Rp152 miliar pada Desember 2019 menjadi Rp145 miliar pada Februari 2020.Secara umum kami bisa simpulkan di industri ini masih wait and see,
"Total penurunan relatif flat. Secara umum kami bisa simpulkan di industri ini masih wait and see, sampai Februari belum ada tendensi untuk rush," kata Direktur Utama PT Danareksa Management Investment (DIM) Marsangap P Tamba di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, para investor diperkirakan lebih banyak melakukan pengalihan instrumen investasi ke produk yang menjamin proteksi dan produk dengan pendapatan tetap.
Hal itu, kata dia, terlihat dari pertumbuhan unit penyertaan reksa dana yang berbasis suku bunga secara umum di industri yang naik satu persen dari Rp272 miliar pada Desember 2019 menjadi Rp275 miliar pada Februari 2020.
"Kalau saya lihat di industri masih kuat, masih belum ada tanda kepanikan," imbuhnya.
Sedangkan untuk kinerja DIM, untuk unit penyertaan reksa dana di produk berbasis suku bunga yang naik dari Rp16 miliar pada Desember 2019 menjadi Rp17 miliar pada Februari 2020.
Sementara itu, untuk produk saham kinerjanya cenderung stabil yakni Rp4 miliar pada periode Desember 2019-Februari 2020.
Hingga saat ini, total jumlah investor masih terbilang rendah yakni sekitar 1,2 juta dengan komposisi 85 persen merupakan investor institusi dan 15 persen ritel.
Baca juga: DIM yakin stimulus pemerintah tahan imbas penurunan harga minyak
Baca juga: Danareksa akuisisi saham mayoritas anak usaha Telkom
Baca juga: Danareksa Sekuritas proyeksikan IPO marak setelah pemilu
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020