Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan Perkasa Roeslani mengatakan kegiatan industri di Wuhan, Provinsi Hubei, China, mulai menggeliat dan diperkirakan dapat kembali memasok bahan baku dan barang modal ke industri di Indonesia.Sejalan dengan meredanya Virus Corona di sana, pabrik-pabrik sudah mulai berjalan lagi
"Sejalan dengan meredanya Virus Corona di sana, pabrik-pabrik sudah mulai berjalan lagi. Diharapkan mata rantai barang modal segera teratasi," kata Rosan Roeslani di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu.
Wuhan merupakan kota industri di China yang merupakan episentrum awal dari merebaknya Virus Corona jenis baru (COVID-19). Selama dua bulan pertama tahun 2020 ketika Wuhan diisolasi, pasokan bahan baku serta kegiatan ekspor-impor antara China dan Indonesia terhambat.
Secara keseluruhan China merupakan mitra dagang penting bagi Indonesia. Sebanyak 26 persen impor Indonesia berasal dari China dan 16 persen ekspor Indonesia juga menuju Negeri Tirai Bambu itu.
Baca juga: Menperin: RI perlu cermati dampak Corona di negara mitra industri
Adapun sebanyak satu persen perlambatan pertumbuhan ekonomi di China akan mengurangi 0,3 persen pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Rosan Roeslani mengakui pada awal kuartal I 2020 wabah Virus Corona di China telah membuat produsen dalam negeri kesulitan mendapatkan bahan baku produksi. Bahkan ada beberapa perusahaan yang memangkas produksinya hingga 50 persen karena kehabisan bahan baku. Misalnya, ada sebuah produsen televisi memangkas produksinya hingga 50 persen per harinya karena kekurangan bahan baku.
Rosan menyebut beberapa perusahaan hanya memiliki stok bahan baku untuk dua hingga tiga bulan ke depan. Beberapa perusahaan tersebut berasal dari sektor farmasi, elektronik, dan bahan baku tekstil.
"Para pengusaha sudah berupaya mencari alternatif impor bahan baku selain China. Namun itu tidak mudah karena mudah," ujarnya.
Baca juga: Kadin: Stok pangan aman sambut Lebaran, masyarakat tak perlu panik
Baca juga: Presiden perintahkan cari terobosan, tekan dampak Corona pada ekonomi
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020