• Beranda
  • Berita
  • Presiden minta petani Indonesia kembali produksi rempah-rempah

Presiden minta petani Indonesia kembali produksi rempah-rempah

12 Maret 2020 12:28 WIB
Presiden minta petani Indonesia kembali produksi rempah-rempah
Presiden Joko Widodo bersiap membuka Asian Agriculture and Food Forum (ASAFF) tahun 2020 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (12/3/2020). ASAFF Tahun 2020 yang diselenggarakan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) merupakan hasil kolaborasi antarnegara dan antarpebisnis di kawasan Asia untuk membangun kemandirian pertanian dan ketahanan pangan di Asia. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/hp.

Karena dari panganlah dapat mendorong tingkat kesehatan yang lebih baik, sehingga mampu meningkatkan produktivitas bangsa dan negara,

Presiden Joko Widodo meminta para petani Indonesia untuk kembali memproduksi rempah-rempah sebagaimana pada masa lalu terlebih karena pasar dunia sangat membutuhkannya.

“Belum yang namanya kembali ke masa lalu, rempah-rempah, kenapa ini kita lama enggak urus ini. Utamanya Maluku, Maluku Utara,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meresmikan Pembukaan The 2nd Asian Agriculture & Food Forum di Istana Negara, Jakarta, Kamis.

Pada kesempatan itu, hadir ratusan anggota Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) yang sekaligus akan melaksanakan Musyarawah Nasional.

Menurut Presiden, sudah saatnya bagi petani di Indonesia untuk menghidupkan lagi secara serius produksi rempah-rempah dalam jumlah besar.

“Rempah-rempah, pala, kayu manis, dan lain-lain. Ada juga yang namanya herbal, empon-empon, hati-hati sekarang ini harganya naik sampai lima kali lipat, empat kali lipat,” katanya.

Ia mengatakan, selama ini sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar bagi pembangunan ekonomi, baik dalam kontribusi ekspornya maupun kontribusi meningkatkan pendapatan masyarakat.

Di sisi lain sektor pertanian juga berkontribusi dalam penyediaan pangan, “functional food” yang sangat penting bagi sebuah bangsa.

“Karena dari panganlah dapat mendorong tingkat kesehatan yang lebih baik, sehingga mampu meningkatkan produktivitas bangsa dan negara,” katanya.

Oleh sebab itu, Presiden menekankan bahwa pekerjaan yang berkaitan dengan pangan dan pertanian harus betul-betul diperhatikan dari hulu ke hilir.

“Tidak bisa kita hanya melihat hulunya atau hilirnya atau mengurus hulunya tidak mengurus hilirnya. Negara kita juga masih memiliki lahan yang sangat luas untuk membuka lahan baru bagi pertanian,” kata Presiden.


Baca juga: Cegah corona, Jokowi makin sering minum jamu
Baca juga: Guru besar Unair ajak optimalkan rempah tradisional cegah Covid-19
Baca juga: Harga rempah di Semarang naik terpengaruh COVID-19

 

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020